Warga yang mengikuti permainan ini menaiki sampan di Sungai Sekadau. Membawa perangkat perang, yang mereka sebut “bedil”. Bentuknya mirip meriam.
“Bedil” itu diletakkan di haluan sampan kecil yang mereka naiki. Ada yang berperan sebagai pengayuh, sementara yang lain sebagai “operator bedil”.
Baca juga: 1.604 Pelintas di Pos Penyekatan Melawi, 38 Positif COVID-19
Jika “bedil” umumnya untuk menyebut senjata sejenis senapan kuno jaman kompeni Belanda, di desa ini sepertinya sebutannya berbeda.
Cara menyulut bedil ini pun, persis menyulut meriam. Sebuah tabung berdiameter sekitar 15 sentimeter, dengan panjang sekitar 1,5 meter, diberi lubang kecil pada pangkalnya. Sementara ujung lainnya sebagai moncong senjata.
Baca juga: Wali Kota Edi: Sekarang Kita Tancap Gas Lagi
Leave a Reply