Baca juga: WARNING: Tingkat Hunian Rumah Sakit di Pontianak Meningkat
Dia menuturkan, adanya laboratorium sendiri di daerah, mendukung pemutusan rantai penyebaran. Sementara jika sampel masih terus-menerus dikirim ke Pontianak melalui jalur darat, justru memunculkan potensi penularan.
“Sampel yang dibawa ke Pontianak melalui jalur darat, rawan terkontaminasi udara, sehingga membahayakan masyarakat, karena diangkut dengan angkutan umum,” katanya.
Baca juga: Sebar Hoax Penemuan Bayi di Jembatan Pawan, Perempuan Ini Minta Maaf
Dengan mulai berdirinya laboratorium ini, penanganan dan pencegahan COVID-19 di Sanggau dinilai kian optimal. Sebab selama ini, sudah ada dua mobile PCR, satu ditempatkan di pusat kota dan satu unit lagi di pintu bebatasan Indonesia-Malaysia di Entikong.
Bupati Sanggau, Paulos Hadi, mengatakan, ketika peluang pengadaan laboratorium di daerah, muncul, segera direspon dengan cepat.
“Puji Tuhan untuk Kabupaten Sanggau segera saya sambut. Menyediakan sarana awal seperti kantor ini, dan beberapa hal yang tidak didukung Kementerian, kami dukung dengan dana re-focusing,” kata Paulos Hadi. (RED)
Leave a Reply