PONTIANAK, RUAI.TV – Anggota Dewan Pers, Atmaji Sapto Anggoro, mengungkapkan, ada sejumlah tantangan terhadap kemerdekaan pers saat ini. Di antara tantangan yang dimaksud seperti banyak muncul wartawan abal-abal.
Juga, berdirinya perusahaan pers yang tidak memiliki kredibilitas, membuat tidak mampu membayar gaji karyawan. Ini sangat berdampak pada karya jurnalistik yang tidak independen.
Baca juga: 212 Atlet Pelajar Pontianak Berkompetisi di Popda
Tantangan lain yang dihadapi pers saat ini seperti perkembangan teknologi. Menurutnya, kemajuan teknologi selain untuk memudahkan kerja jurnalistik, karya yang dihasilkan justru keluar dari kaidah-kaidah dan aturan jurnalistik.
“Kebebasan pers hari ini menghadapi tantangan-tantangan yang semakin berat. Kalau selama ini yang paling klasik adalah banyak wartawan-wartawan yang abal-abal,” jelasnya saat diskusi terfokus mengenai survei indeks kemerdakaan pers tahun 2023 di sebuah hotel di Kota Pontianak, Selasa (02/03/2023).
Baca juga: Remaja Tawuran di Pontianak Barat, Polisi Sita Senjata Tajam
Menyikapi tantangan tersebut, Dewan Pers melakukan survei di seluruh provinsi di Indonesia termasuk Kalbar. Melibatkan 12 informan, terdiri dari pemilik perusahaan pers, jurnalis, ahli hukum, ahli politik, perwakilan Pemerintah Daerah, Polri, hingga akademisi dan perusahaan pelayanan publik.
Hasil survei ini akan dirumuskan untuk menjadi acuan, agar media dapat berjalan sebagai ekosistem informasi sesuai aturan pers yang berlaku. (TS)
Leave a Reply