Foto: Tujuh kapal wisata dan 12 sampan dengan hiasan dan ornamen khas Melayu Pontianak menyusuri Sungai Kapuas, Minggu (22/10/2023). (Foto/Prokopim)
PONTIANAK, RUAI.TV – Iring-iringan tujuh kapal wisata dan 12 sampan dengan hiasan dan ornamen khas Melayu Pontianak menyusuri Sungai Kapuas, Minggu (22/10/2023).
Perjalanan napak tilas mengenang sejarah awal berdirinya Pontianak dimulai dari dermaga Istana Kadriyah Kesultanan Pontianak menyusuri Sungai Kapuas menuju Makam Kesultanan Pontianak di Batulayang.
Sultan Pontianak IX Syarif Machmud Melvin Alkadrie bersama Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono serta sejumlah raja se-Nusantara hingga negeri jiran turut serta dalam rombongan Karnaval Air yang digelar dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-252 Pontianak.
Sultan Pontianak IX Syarif Machmud Melvin Alkadrie menerangkan, Karnaval Air yang digelar rutin setiap tahun oleh Kesultanan Pontianak dalam rangka memperingati hari awal berdirinya Pontianak pada 252 tahun silam. Napak tilas bermula dari Istana Kadriyah menyusuri Sungai Kapuas hingga Makam Kesultanan Pontianak Batulayang.
“Sungai Kapuas tidak terlepas dari sejarah berdirinya Pontianak, kita ingin mengajak semua yang hadir pada karnaval ini untuk mengenang sejarah para leluhur terdahulu yang telah berjasa mendirikan Pontianak,” ungkap Sultan.
Dalam momentum usia yang ke-252 ini, Sultan Pontianak IX berharap Kota Pontianak lebih maju dan masyarakatnya juga sejahtera. Untuk itu, dia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama menjaga keamanan, ketertiban dan ketentraman.
“Apalagi sekarang sudah mulai memasuki tahun-tahun politik, oleh sebab itu mari kita jaga kebersamaan ini supaya Pontianak tetap aman dan damai,” harapnya.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mendukung karnaval susur sungai ini sebagai bagian dari mengenang sejarah cikal bakal Pontianak yang telah berusia 252 tahun. Istimewanya, napak tilas lewat karnaval susur sungai tahun ini dihadiri raja-raja se-Nusantara hingga dari Malaysia.
“Mudah-mudahan agenda ini tidak semata ritual religi atau napak tilas, tetapi bisa dikemas sebagai bagian dari agenda wisata sejarah yang menarik bagi yang mengikutinya,” ucapnya.
Menurutnya, karnaval air ini juga sebagai wujud pelestarian budaya dan sejarah. Untuk menjadi bagian dari destinasi atau kalender pariwisata, karnaval air ini bisa dikemas dengan bentuk kreativitas dan inovasi yang menarik.
“Sehingga tidak hanya melibatkan masyarakat Pontianak saja tetapi juga tamu-tamu dari luar Kota Pontianak,” pungkasnya. ( Prokopim )
Leave a Reply