Seorang pengunjung asal India, Manso, juga membeli tas ini. Dia terpikat dengan perpaduan sulam dan rajutan dengan motif corak insang.
“Produk ini menarik karena ada nuansa etnik,” kata Manso.
Pengrajin produk sulam rajutan, Ika Sartika Tambunan, menceritakan, ketika pernah promosi di media sosial, langsung “disambar” pembeli dari Surabaya dan Ketapang. Kekhasan produk itu telah mampu mencuri perhatian.
Baca juga: Rp 17,5 M, Target Penerimaan Pajak Kapuas Hulu
“Proses pengerjaannya perlu keahlian dan ketelitian. Perlu waktu antara tiga sampai empat hari untuk menghasilkan satu produk,” kata Ika Sartika.
Untuk mempercepat proses pengerjaannya, Ika merekrut karyawan. Meski demikian, eksekusi produk akhir tetap dia tangani sendiri, sebagai bentuk quality control. (*/SVE)
Leave a Reply