Menurut Samsudin, untuk wilayah lain seperti di daerah Lanjak, Kecamatan Batang Lupar, harga pertalite masih berkisar Rp 10 ribu per liter.
Dia mengeluhkan harga pertalite yang melambung, telah mempersulit akses keluar-masuk kampung. Apalagi, umumnya kendaraan yang mereka gunakan berupa speed boat untuk jalur transportasi air.
Baca juga: 438 Pesilat Berlaga di Pontianak
“Aktivitas sehari-hari warga, banyak menggunakan speed boat. Belum pernah ada peninjauan dari pihak terkait soal kondisi harga BBM ini,” tutur Samsudin.
Dia berharap, pemerintah melakukan pemantauan, agar harga BBM bisa terkontrol. Sebab, bagi mereka yang sehari-hari harus menjalankan mesin untuk transportasi, kondisi ini sangat memberatkan. (RED)
Leave a Reply