Arsip

Pasien Keluhkan Pelayanan RSUD Soedarso Pontianak, Ini Tanggapan Direktur RS

Direktur RSUD Soedarso, Hary Agung Tjahyadi Klarifikasi keluhan pelanayan RSUD dr Soedarso dari seorang Pasien yang viral di Tiktok. (Foto/Ist)
Advertisement

PONTIANAK, RUAI.TV – Seorang pasien mengeluhkan pelayanan di RSUD Soedarso Pontianak, menuduh rumah sakit tersebut tidak memberikan pelayanan terbaik.

Dalam video berdurasi 01.32 menit yang beredar di media sosial, pasien tersebut memperingatkan masyarakat untuk tidak berobat ke RSUD Soedarso, terutama jika mengalami serangan jantung, dengan menyatakan bahwa mereka bisa saja meninggal sebelum mendapat penanganan.

Pasien pria tersebut, yang di duga mengalami patah tangan, merekam video sambil terbaring kesakitan. Ia menyarankan agar pasien lain memilih rumah sakit lain daripada RSUD Soedarso.

Advertisement

“Tadi datang lagi pegawainya, saya nanya kenapa ngak di tangani dari tadi bang. Oh kirain BPJS bang, oh umum ini ya, rupanya kalau udah bilang umum baru dia mau nanganinya mana ada rumah sakit kayak gini,” ujarnya dalam video.

Menanggapi keluhan ini, Direktur RSUD Soedarso, Hary Agung Tjahyadi, menjelaskan bahwa pihaknya telah memberikan pelayanan terbaik kepada pasien tersebut. Agung menjelaskan kronologi kejadian, mengatakan bahwa pasien datang pada hari Jumat, 21 Juni 2024 pukul 11.03 WIB, dengan dugaan fraktur antebrachi dextra dan fraktur ancle dextra.

“Pasien sudah ditangani oleh petugas IGD dengan pemasangan infus, pengambilan sampel darah, dan pemberian injeksi TKO drip. Selanjutnya, pasien akan di lakukan tindakan rontgen di Central Radiology,” ujar Agung.

Namun, karena radiologi IGD sedang penuh dan petugas pengantar pasien sedang jeda shalat Jumat, pasien harus menunggu untuk di lakukan rontgen.

“Pasien tidak mau menunggu jam 14.00 lebih pasien minta pulang dan menandatangani surat keterangan pulang atas permintaan sendiri jam 15.00 WIB,” tambahnya.

Agung juga membantah tuduhan bahwa RSUD Soedarso membedakan pasien BPJS dan umum. “Baik perawat maupun dokter IGD tidak pernah menanyakan pasien umum atau BPJS. Pertanyaan tersebut hanya diajukan oleh petugas rekam medik untuk keperluan data atau penyesuaian ruang rawat inap sesuai hak pasien,” tegasnya.

Ia menambahkan bahwa RSUD Soedarso tidak pernah membedakan pasien umum atau BPJS dalam hal dokter, obat, atau prosedur tindakan. Agung menekankan bahwa lebih dari 90 persen pasien RSUD Soedarso adalah pasien BPJS, dan klaim mereka di tanggung oleh BPJS.

Sebagai Direktur, Hary Agung memastikan bahwa RSUD Soedarso terus berupaya memberikan pelayanan terbaik meskipun dengan keterbatasan sumber daya manusia dan fasilitas. “Kami mohon maaf bila masih belum semua puas dengan pelayanan kami. Karena kebutuhan pasien ke RS Soedarso sangat tinggi, IGD selalu membludak, dan rasio penggunaan tempat tidur mencapai hampir 90%. Rumah sakit besar swasta di Pontianak yang seharusnya bisa membantu rujukan BPJS tidak bekerjasama dengan BPJS, kecuali RS Yarsi,” pungkasnya. (RED)

Advertisement