Sekitar seribuan warga Kapuas Hulu Kalimantan Barat yang berunjuk rasa terkait Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Gedung DPRD Kapuas Hulu, Jalan Antasari Putussibau, ricuh sekitar pukul 12.00 WIB, Selasa Siang.
Unjuk rasa merupakan luapan kekesalan masyarakat atas penertiban PETI yang dilakukan oleh aparat penegak hukum.
Kericuhan itu berawal ketika massa melempari halaman Gedung DPRD Kapuas Hulu yang dijaga ketat oleh aparat kepolisian.
Upaya pihak kepolisian untuk menenangkan massa justru mendapat reaksi dari sejumlah orang yang berupaya memukul seorang polisi yang berada di tengah massa.
Massa yang jumlahnya kurang lebih 1.000 orang itu melakukan Unjuk rasa menolak penertiban aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI). Pada kesempatan ini DPRD Kapuas Hulu meminta 30 orang perwakilan masa aksi untuk menyampaikan aspirasi di dalam Gedung DPRD Kapuas Hulu. Namun saat perwakilan massa menyampaikan aspirasinya di dalam Gedung DPRD, massa yang berada di luar pagar DPRD tidak sabar menunggu keputusan hingga terjadi tindakan anarkis, sehingga aparat harus melepaskan gas air mata ke para masa aksi, tindakan ini justru membuat massa semakin marah.
Kapolres Kapuas Hulu AKBP Imam Riyadi yang saat itu mengikuti pertemuan bersama 30 orang perwakilan, langsung keluar menemui massa saat terjadi baku hantam antara polisi dengan pendemo.
Imam meminta agar massa bisa menenangkan diri, sehingga bisa duduk satu meja bersama DPRD untuk mencari solusi. Sementara kepada anggotanya, Imam meminta agar bersabar menghadapi para pendemo tersebut.
Hingga pukul 13.00 Wib ,massa masih berada di halaman luar Gedung DPRD Kapuas Hulu, Sambil menunggu hasil pertemuan perwakilan warga dengan para wakil rakyat tersebut.
Reporter: Tarjan Sofian
Foto sumber: ISTIMEWA
Leave a Reply