Arsip

Warga Nanga Nuar Panen 1 Ton Ikan Tapah di Sungai Keduai

Tokoh masyarakat Nanga Nuar, Kecamatan Silat Hilir, Simon sedang memeluk ikan tapah hasil tangkapan yang panjangnya sampir sebadan manusia. (Foto/Ist)
Advertisement

KAPUAS HULU, RUAI.TV – Desa Nanga Nuar, Kecamatan Silat Hilir, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, berubah ramai pada Senin (15/9/2025). Sejak dini hari hingga sore, warga berbondong-bondong mendatangi Sungai Keduai untuk memanen ikan tapah yang masuk ke sungai tersebut.

Momen ini berlangsung setelah warga mendeteksi gerombolan tapah pada Minggu malam (14/9/2025). Tanpa menunggu lama, mereka menyiapkan jala, tombak, dan peralatan sederhana untuk menangkap ikan air tawar berukuran raksasa itu. Hingga pukul 15.00 WIB, warga berhasil mengumpulkan 86 ekor tapah dengan berat rata-rata 20 – 30 kilogram per ekor. Jika ditotal, hasil panen hampir menembus 1 ton.

Edi Sebirin, warga Desa Nanga Nuar, mengaku gembira karena hasil panen tahun ini cukup melimpah. “Tradisi ini sudah turun-temurun. Hampir semua kepala keluarga ikut memanen tapah, lalu hasilnya kami bagi rata. Saya mengajak masyarakat terus menjaga hutan agar tahun depan kita bisa panen lebih banyak lagi,” ujarnya.

Advertisement

Kapuas Hulu memang dikenal sebagai lumbung ikan air tawar Kalimantan Barat. Setiap September, saat musim penghujan tiba, gerombolan tapah masuk ke sungai-sungai dangkal untuk membuang telur. Dua sungai di Desa Nanga Nuar, yakni Sungai Keduai dan Sungai Nuar, selalu menjadi tujuan utama ikan tersebut. Warga pun menjadikan bulan ini sebagai musim panen yang paling dinantikan.

Selain memenuhi kebutuhan konsumsi, panen tapah juga memberi nilai ekonomi tinggi. Sebagian warga menjual hasil tangkapan ke pasar, sementara sisanya mereka olah untuk kebutuhan keluarga. Aktivitas ini tidak hanya menggerakkan roda perekonomian, tetapi juga memperkuat kebersamaan. Warga bekerja sama mengatur waktu dan lokasi penangkapan, lalu membagi hasil tangkapan dengan adil.

Fenomena masuknya tapah ke Sungai Keduai memperlihatkan kekayaan hayati Kapuas Hulu yang masih terjaga. Bagi masyarakat Nanga Nuar, ikan tapah bukan sekadar sumber pangan atau pendapatan, tetapi juga simbol kelestarian sungai. Mereka percaya, sungai yang tetap bersih dan hutan yang terjaga akan memastikan tradisi panen tapah terus berlanjut dari generasi ke generasi.

Dengan hasil panen tahun ini yang mencapai hampir 1 ton, warga Desa Nanga Nuar kembali membuktikan bahwa menjaga alam berarti menjaga kehidupan. Tradisi panen tapah tidak hanya memberi berkah ekonomi, tetapi juga menegaskan identitas Kapuas Hulu sebagai tanah yang kaya akan sumber daya perairan.

 

Advertisement