PONTIANAK, RUAI.TV – Menjelang pelaksanaan Pekan Gawai Dayak (PGD) ke-39 Tahun 2025, Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Krisantus Kurniawan, memberikan arahan khusus terkait salah satu agenda penting dalam event tahunan ini. Ia meminta agar PGD kali ini menampilkan tarian kolosal yang melibatkan seluruh etnis yang ada di Kalbar.
Menurutnya, tarian kolosal tersebut harus benar-benar merepresentasikan keberagaman Kalbar. Ia menegaskan bahwa setiap etnis wajib berpartisipasi, lengkap dengan kostum adat masing-masing, dan harus di peragakan oleh perwakilan asli dari suku tersebut, bukan oleh penampil yang bukan dari etnis aslinya.
“Wajib berpartisipasi dalam tarian kolosal tersebut dengan menggunakan kostum adatnya masing-masing. Misalnya Tionghoa, ya ada Tionghoa. Isi baju Tionghoa itu bukan Melayu, bukan Dayak. Saya ingin yang tampil benar-benar the real Amoy,” tegas Krisantus.
Ia juga mencontohkan hal serupa untuk etnis lainnya. “Misalnya ada kostum Madura, isinya harus telangkau, harus orang Madura, harus orang Madura asli,” tambahnya.
Krisantus menekankan bahwa keaslian peserta penting agar nilai estetika dan makna keberagaman bisa benar-benar tersampaikan. “Jangan kita menampilkan yang kawe-kawe, harus yang original. Melayunya harus Melayu original,” ujarnya.
Menurutnya, tarian kolosal dari etnis asli akan memberikan keindahan yang utuh bagi masyarakat. “Nanti indah hidupnya, indah dipandang, indah dinikmati. Dan di situ akan terjalin semangat kebersamaan, semangat kekeluargaan putra-putri kita,” tutupnya.
Krisangtus menegaskan bahwa Pekan Gawai Dayak bukan hanya milik orang Dayak saja, melainkan milik seluruh masyarakat Kalimantan Barat.
Leave a Reply