Arsip

PT Agro Lestari Mandiri Panen Sawit di Hutan Lindung Batu Menangis

Warga Desa Simpang Tiga Sembelangaan menemukan tumpukan Tandan Buah Segar (TBS) yang di panen oleh karyawan PT Agro Lestari Mandiri di Kawasan Hutan Lindung yang selama ini digarap oleh Perusahaan. (Fotp/ruai.tv)
Advertisement

KETAPANG, RUAI.TV – Karyawan PT Agro Lestari Mandiri (ALM), anak perusahaan Sinarmas Group, tertangkap memanen tandan buah segar (TBS) di kawasan hutan lindung Batu Menangis, Senin, 16 Juni 2025.

Aktivitas pemanenan berlangsung di Divisi 4, Blok D-45, yang diketahui berada di dalam wilayah hutan lindung.

SA, warga Desa Simpang Tiga Sembelangaan, Kecamatan Nanga Tayap, menyaksikan langsung aktivitas tersebut. “Hari ini saya cek langsung ke lapangan. Mereka panen sawit di dalam hutan lindung,” ujarnya kepada ruai.tv.

Advertisement

Temuan ini memperkuat dugaan bahwa perusahaan yang menguasai ratusan hektar kawasan hutan lindung di daerah tersebut, bukan masyarakat seperti yang selama ini dituduhkan. Warga merasa disudutkan oleh pernyataan sepihak dari pejabat tanpa investigasi lapangan.

Sebelumnya, Kepala KPH Ketapang Selatan, Kuswadi, menyebut sawit yang berada di dalam hutan lindung merupakan milik masyarakat. Ia mengatakan keberadaan sawit itu sudah ada sejak sebelum KPH terbentuk, dan perusahaan tidak mengakui keterlibatannya.

Pernyataan ini memicu reaksi keras dari warga yang meminta klarifikasi berdasarkan data lapangan. “Kalau ada panen oleh perusahaan di dalam hutan lindung, seharusnya bisa menjadi bukti untuk otoritas agar lebih objektif,” tegas SA.

Selain menggarap kawasan hutan lindung, PT ALM juga diduga mengelola kebun sawit di luar izin usaha perkebunan (IUP) yang sah.

Berdasarkan data yang ditemukan di lapangan, sekitar 2.923 hektar kebun berada di luar IUP. Dari jumlah itu, sekitar 1.090 hektar berada di kawasan transmigrasi Desa Lembah Hijau 1 dan 2 yang telah berstatus Sertifikat Hak Milik (SHM).

Otoritas berwenang berencana meninjau langsung lokasi tersebut. Warga berharap proses pengecekan turut melibatkan masyarakat agar fakta lapangan tidak diabaikan.

Advertisement