SINGKAWANG, RUAI.TV – Pangdam XII/Tanjungpura Mayjen TNI Jamalulael menegaskan bahwa pemuda Dayak yang memiliki tato adat tetap bisa bergabung menjadi prajurit TNI AD.
Ia menyampaikan hal itu saat menutup Pendidikan Pertama Tamtama Infanteri (Dikmata IF) Gelombang II Tahun Anggaran 2025 di Lapangan Sapta Marga, Rindam XII/Tpr, Kota Singkawang.
“Bagi suku Dayak, itu bertindik nggak apa-apa. Asalkan tato-nya bukan tato yang lain ya, tato adat ya. Kalau tato adat, kemudian dia tindik-tindik adat, kemudian diperkuat mungkin dari Dewan Adat dan sebagainya, itu bisa masuk jadi tentara. Ya bisa. Jadi Bintara, dari Tamtama, itu bisa,” tegas Pangdam.
Ia menilai peluang putra daerah di Kalimantan Barat untuk menjadi prajurit TNI AD sangat besar. Namun, jumlah pendaftar dari wilayah ini masih jauh di bawah kuota yang diberikan.
“Peluang putra daerah sebetulnya sangat banyak di Kalimantan Barat. Kita dapat alokasi hampir 1.114, tapi sejatinya mereka hanya sekitar 300 lebih sedikit saja. Yang lain semua di-upgrade, artinya diturunin persyaratannya sehingga mereka bisa masuk,” jelasnya.
Mayjen Jamalulael mendorong pemuda dari berbagai suku di Kalbar, termasuk Melayu, Tionghoa, dan Dayak, segera mempersiapkan diri. Ia menilai potensi mereka sangat besar, namun banyak yang belum menyadarinya.
“Rata-rata bagus-bagus sebetulnya, cuma karena mereka nggak tahu. Tahun kemarin Bintara Dayak semua, juara satunya dari Dayak. Hebat-hebat, hanya mungkin mereka belum menyadari potensi yang ada di diri mereka masing-masing,” ungkap Pangdam.
Ia juga meminta media menyebarkan informasi ini agar pemuda Kalbar mengetahui bahwa mereka memiliki kesempatan lebih besar untuk lolos menjadi prajurit TNI AD.
“Setelah mereka masuk pendidikan, ternyata bagus-bagus, hebat-hebat. Rating 1 kemarin semua dari suku Dayak. Luar biasa sebetulnya. Hanya mereka tidak menyadari selama ini bahwa mereka punya potensi yang sangat besar,” tutup Mayjen Jamalulael.
Leave a Reply