Arsip

Mawardi Usman Pimpin MABM Kayong Utara, Tegaskan Pentingnya Jaga Marwah Melayu di Era Modern

Penyerahan Berita Acara kepada Ketua MABM terpilih Kabupaten Kayong Utara dalam Musda IV di Sukadana. (Foto/ruai.tv)
Advertisement

KAYONG UTARA, RUAI.TV – Mawardi Usman, resmi terpilih sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kayong Utara periode 2025–2030. Pemilihan berlangsung dalam Musyawarah Daerah (Musda) IV di Hotel Mahkota, Kayong Utara, Kamis (23/10/2025).

Musda yang mengusung tema “Menegakkan Eksistensi, Menjaga Marwah Melayu di Tanah Betuah – Kayong Utara Milik Kita Bersama” dihadiri tokoh adat, penasihat, pemangku adat, dan perwakilan dari seluruh kecamatan. Dalam forum itu, Mawardi terpilih secara aklamasi melalui dukungan bulat peserta Musda.

Dalam sambutan usai terpilih, Mawardi menyampaikan rasa syukur atas kepercayaan yang diberikan. Ia menegaskan komitmennya menjaga persatuan dan memperkuat eksistensi adat di tengah derasnya arus perubahan zaman.

Advertisement

“Ini kehormatan yang luar biasa. Saya tidak bekerja sendiri. Mari bersama-sama membangun dan menjaga marwah Melayu selama lima tahun ke depan,” ujar Mawardi.

Mawardi menegaskan, MABM memiliki tanggung jawab besar untuk mempertahankan nilai-nilai adat, sekaligus menyesuaikan diri dengan perkembangan ekonomi dan teknologi. Menurutnya, budaya Melayu harus menjadi fondasi moral bagi masyarakat di tengah modernisasi.

Sementara itu, Ketua Umum MABM Kalimantan Barat, Prof. Chairil Effendy, mengingatkan pentingnya peran MABM sebagai penjaga identitas Melayu. Ia menilai perubahan zaman saat ini bergerak sangat cepat, di pengaruhi oleh ekonomi, budaya, dan teknologi, yang dapat berdampak langsung pada pola hidup masyarakat.

“Perubahan ini tidak bisa dihindari. Tantangannya, bagaimana kita tetap bertahan dengan nilai-nilai Melayu tanpa kehilangan jati diri,” jelas Prof. Chairil.

Ia juga menyinggung sejarah panjang masyarakat Kayong Utara yang pernah menjadi bagian dari perlawanan terhadap kolonial Belanda pada 1914 sebagai bukti kuatnya karakter Melayu di daerah tersebut.

Menanggapi hal itu, Mawardi menyatakan kesepakatannya terhadap pandangan Ketua Umum MABM Kalbar. Ia menilai, kemajuan ekonomi dan teknologi memang membawa manfaat, tetapi juga berpotensi mengikis nilai-nilai luhur masyarakat Melayu jika tidak diimbangi dengan kearifan lokal.

“Ekonomi, budaya, dan teknologi dapat mengganggu nilai-nilai budaya Melayu. Karena itu, kita perlu memfilter dampaknya dengan budaya Melayu dan pantang larang,” tegas Mawardi.

Ia mencontohkan, larangan “menebang pohon sembarangan” dan “membuang sampah sembarangan” merupakan bentuk pantang larang Melayu yang mengandung nilai pelestarian lingkungan. Nilai-nilai tersebut relevan diterapkan untuk menjaga keseimbangan antara kemajuan dan kearifan lokal.

Mawardi menegaskan, DPD MABM Kayong Utara di bawah kepemimpinannya akan segera menyusun visi, misi, dan program kerja strategis untuk memperkuat peran MABM dalam pembinaan adat dan budaya.

Ia berharap seluruh pengurus dan masyarakat Melayu di Kayong Utara bersatu menjaga identitas dan marwah Melayu di tengah dinamika global.

“Menjaga marwah Melayu bukan sekadar tugas pengurus, tetapi tanggung jawab bersama. Dengan adat sebagai pedoman, kita mampu berdiri teguh di tengah perubahan zaman,” tutupnya.

Advertisement