Arsip

MABM dan IKBM Kalbar Sepakati Perdamaian, Imbau Masyarakat Jaga Keharmonisan

Advertisement
PONTIANAK, RUAI.TV – Majelis Adat Budaya Melayu Kalimantan Barat dan Ikatan Keluarga Besar Madura Kalimantan Barat mengeluarkan pernyataan sikap bersama terkait perselisihan pribadi yang sempat berkembang menjadi isu antar etnis Melayu dan Madura.
Pernyataan ini disampaikan pada Senin, 9 September 2024, di Rumah Adat Melayu Kalimantan Barat.
Kedua organisasi menyatakan apresiasi kepada para pihak yang telah memfasilitasi perdamaian, termasuk Sultan Pontianak Syarif Melvin Al-Qadri, Pangeran Sri Negara Syarif Mahmud Al-Qadri, serta beberapa tokoh lain dari Satria Pembela Melayu dan aparat kepolisian.
Dalam pernyataannya, Majelis Adat Budaya Melayu dan Ikatan Keluarga Besar Madura mengajak seluruh masyarakat dari kedua komunitas untuk menjaga persaudaraan dan menghindari tindakan yang dapat memperkeruh suasana.
Mereka juga mendukung langkah-langkah hukum yang diambil oleh Kepolisian Resort Kota Pontianak untuk menangani kasus ini dan meminta semua pihak mempercayakan proses penyelesaian kepada pihak berwenang.
“Kami mengimbau seluruh masyarakat untuk menahan diri, bersabar, dan bijak dalam menggunakan media sosial. Jangan mengambil tindakan sepihak yang dapat memperburuk keadaan,” tegas pernyataan tersebut.
Sebagai komunitas yang menjunjung tinggi adat dan budaya, kedua pihak mendorong penyelesaian masalah melalui dialog dan musyawarah.
Mereka juga meminta masyarakat agar tetap tenang, tidak terprovokasi oleh informasi yang belum jelas, serta menjaga keharmonisan sosial.
Pernyataan ini ditandatangani oleh Ketua Umum Majelis Adat Budaya Melayu Kalbar, Prof Khairil Effendy, dan Ketua Umum Ikatan Keluarga Besar Madura Kalbar, Sukiriyanto.
Kedua organisasi berharap perdamaian dan ketertiban sosial terus terjaga di Kalimantan Barat.
Advertisement