Arsip

Kapolda Kalbar Tegas Awasi Asusila Jelang dan Malam Pergantian Tahun

Kapolda Kalimantan Barat Irjen Pol Pipit Rismanto Warning Asusila di Malam Tahun Baru. (Foto/ruai.tv)
Advertisement

PONTIANAK, RUAI.TV – Polda Kalimantan Barat menempatkan isu praktik asusila sebagai salah satu atensi utama dalam pengamanan malam pergantian tahun. Kepolisian tidak hanya fokus menjaga kelancaran lalu lintas dan keamanan ibadah Natal dan Tahun Baru (Nataru), tetapi juga aktif mengawasi potensi pelanggaran moral yang kerap muncul saat euforia malam tahun baru.

Langkah ini berjalan seiring dengan ajakan Gubernur Kalbar agar masyarakat menyambut tahun baru dengan doa dan ibadah. Kapolda Kalimantan Barat Irjen Pol Pipit Rismanto, menegaskan bahwa Polda Kalbar telah menyiapkan skema pengamanan Nataru sejak jauh hari.

Ia menyatakan seluruh jajaran kepolisian bekerja secara aktif untuk memastikan masyarakat dapat menjalankan berbagai aktivitas dengan aman dan tertib, termasuk mencegah terjadinya praktik asusila di malam pergantian tahun.

Advertisement

“Kami merencanakan pengamanan Natal dan Tahun Baru ini sejak jauh-jauh hari. Semua aktivitas masyarakat harus berjalan lancar, baik yang beribadah, yang melakukan perjalanan, maupun yang menjalankan aktivitas ekonomi,” ujar Pipit Rismanto.

Menurut Kapolda, polisi memantau seluruh titik keramaian yang berpotensi menjadi lokasi perayaan malam tahun baru. Petugas juga aktif melakukan pengawasan di penginapan, tempat hiburan, dan ruang publik lain yang rawan disalahgunakan untuk praktik asusila.

Ia menegaskan bahwa langkah tersebut bertujuan menjaga ketertiban umum dan melindungi nilai-nilai sosial di Kalimantan Barat. Selain pengamanan aktivitas masyarakat, Polda Kalbar juga menyiagakan personel untuk menghadapi kemungkinan bencana.

Pipit Rismanto menekankan bahwa kepolisian tidak hanya bertugas menjaga keamanan, tetapi juga hadir ketika masyarakat membutuhkan bantuan dalam situasi darurat. “Kami juga menyiagakan personel untuk antisipasi dan penanggulangan bencana. Kalau terjadi bencana, personel kami siap bergerak cepat membantu masyarakat,” tegasnya.

Terkait razia dan pengawasan, Kapolda menegaskan bahwa kepolisian tetap mengedepankan pelayanan yang humanis. Namun, ia memastikan aparat akan bertindak tegas terhadap setiap pelanggaran, termasuk praktik asusila yang mencederai ketertiban dan norma masyarakat.

“Kami memberikan pelayanan kepada semua pihak, tetapi kami mengawasi dengan serius agar tidak terjadi praktik asusila di malam tahun baru. Kami ingin seluruh rangkaian Nataru berjalan aman, tertib, dan kondusif,” kata Pipit.

Dalam kesempatan yang sama, Kapolda juga mengajak masyarakat menunjukkan empati terhadap saudara-saudara di wilayah lain yang sedang tertimpa bencana, khususnya di Sumatera. Ia mendorong warga Kalbar untuk mengalihkan euforia berlebihan menjadi aksi kepedulian.

“Mari kita laksanakan tahun baru dengan aman dan tertib. Kita ingat masih ada saudara-saudara kita di Sumatera yang terkena bencana. Kalau bisa, kegiatan yang menghabiskan uang untuk hal-hal yang kurang bermanfaat, seperti kembang api, kita sisihkan dan kita sumbangkan untuk mereka. Itu jauh lebih baik daripada melakukan hal-hal yang tidak baik,” ujarnya.

Sejalan dengan sikap kepolisian, Gubernur Kalimantan Barat Ria Norsan juga menyampaikan pesan moral kepada masyarakat menjelang pergantian tahun. Ia mengajak warga menyambut tahun baru secara sederhana dengan memperbanyak doa dan ibadah, bukan dengan pesta hura-hura.

Ria Norsan menyampaikan ajakan tersebut sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi bangsa dan daerah. Ia menilai doa merupakan ikhtiar batin yang penting untuk menjaga keselamatan dan kedamaian Kalimantan Barat.

“Kita mungkin nanti banyak di rumah. Kita ibadah, kita berdoa kepada Yang Maha Kuasa agar Kalimantan Barat ini aman, damai, dan tidak terkena bencana,” ujar Ria Norsan.

Gubernur juga menegaskan bahwa ajakan tersebut sejalan dengan arahan pemerintah pusat agar masyarakat menghormati duka saudara-saudara di Aceh dan Sumatera. Ia berharap warga Kalbar menjadikan momentum pergantian tahun sebagai waktu untuk introspeksi, memperkuat iman, dan menjaga perilaku.

Dengan pengawasan ketat terhadap praktik asusila oleh Polda Kalbar dan seruan doa dari Gubernur, pemerintah daerah berharap malam pergantian tahun dapat berlangsung aman, bermakna, dan penuh kepedulian.

Aparat dan pemerintah mengajak masyarakat menjadikan tahun baru sebagai awal yang bersih, tertib, dan berlandaskan nilai moral serta spiritual.

Advertisement