Arsip

Jalan Darit-Meranti Rusak Parah, Pemkab Landak Dinilai Lalai Tangani Akses Utama Warga

Satu diantara sekian banyak titik kerusakan di ruas Jalan Raya Darit–Meranti yang saat ini dikeluhkan oleh masyatakat karena menghambat mobilitas barang dan orang. (Foto/ruai.tv)
Advertisement

LANDAK, RUAI.TV – Warga di dua kecamatan, Menyuke dan Meranti, Kabupaten Landak, kembali mengeluhkan kondisi Jalan Raya Darit–Meranti yang rusak parah dan nyaris tidak layak dilalui.

Jalan kewenangan Pemerintah Kabupaten Landak itu tampak berlumpur, penuh lubang, dan tanpa pemeliharaan, membuat warga kesulitan beraktivitas.

Pantauan di lapangan pada Selasa (14/10/2025) menunjukkan, kondisi jalan sepanjang jalur penghubung utama antar-kecamatan tersebut menyerupai kubangan. Genangan air dan lumpur tebal membuat kendaraan roda dua maupun roda empat terjebak.

Advertisement

Para pengendara harus ekstra hati-hati agar tidak tergelincir atau terperosok ke lubang. Kondisi tersebut membuat arus kendaraan kerap tersendat. Warga bahkan harus saling membantu saat kendaraan mereka terjebak di tengah lumpur.

Jalan itu menjadi satu-satunya akses utama yang menghubungkan Kecamatan Menyuke dengan Kecamatan Meranti menuju wilayah kota kabupaten.

Bernadus (45), salah satu tokoh masyarakat di Kecamatan Menyuke, menegaskan bahwa kerusakan jalan sudah berlangsung hampir dua tahun tanpa ada penanganan serius dari Pemkab Landak.

“Sudah hampir dua tahun jalan ini rusak dan belum ada perbaikan sama sekali. Kadang terjadi antrean panjang karena kendaraan susah lewat, kami pengendara sering saling bantu di jalan,” ujarnya.

Bernadus menambahkan, kondisi jalan yang berlumpur dan licin terutama saat hujan sangat membahayakan pengendara. Ia berharap pemerintah daerah segera memperbaiki jalur utama tersebut.

“Kalau hujan, lubangnya berubah jadi genangan air, makin licin dan becek. Ini jalan utama warga menuju kota kabupaten, jadi semestinya jadi prioritas,” katanya.

Keluhan serupa disampaikan Rani (28), warga Desa Kayuara yang setiap hari melintasi jalur itu untuk bekerja di Kecamatan Meranti. Ia mengaku kerap waswas saat berkendara karena jalan licin dan berlubang membuat risiko kecelakaan meningkat.

“Kalau berangkat kerja, saya harus ekstra hati-hati. Pernah jatuh dan penuh lumpur karena jalan becek. Dari Kayuara sampai Meranti benar-benar tidak nyaman dilalui,” tutur Rani.

Kerusakan jalan Darit–Meranti tidak hanya menghambat aktivitas warga, tetapi juga berdampak pada ekonomi lokal. Distribusi hasil pertanian dan kebutuhan pokok warga menjadi terhambat akibat kondisi jalan yang tidak mendukung transportasi barang.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat (PUPRPERA) Kabupaten Landak, Jamelius, melalui Plt Kepala Bidang Bina Marga, Yulius Efendi, mengonfirmasi bahwa jalan Darit–Meranti belum menjadi prioritas perbaikan tahun 2025.

“Saat ini untuk jalan Darit–Meranti belum ada anggaran perbaikannya, yang tersedia hanya untuk rehabilitasi lantai jembatan rangka baja di ruas jalan tersebut,” ujar Yulius.

Pernyataan itu memunculkan pertanyaan besar di kalangan warga. Mereka menilai pemerintah daerah lamban menanggapi kerusakan infrastruktur penting yang berdampak langsung pada mobilitas masyarakat.

Masyarakat berharap, meski belum masuk prioritas anggaran, Pemkab Landak dapat melakukan pemeliharaan sementara untuk mengurangi risiko kecelakaan dan memudahkan akses warga di dua kecamatan tersebut.

Dengan kondisi jalan yang kian memburuk, warga menegaskan akan terus menyuarakan aspirasi agar pemerintah segera turun tangan memperbaiki Jalan Darit–Meranti, sebelum kerusakan semakin parah dan menelan korban.

Advertisement