PONTIANAK, RUAI.TV – Rapat Paripurna DPRD Kalimantan Barat pada Kamis (27/3/2025) mendadak berubah panas! Anggota dewan saling serang argumen hingga nyaris kehilangan kendali saat membahas Raperda Tambahan Setoran Modal Pemerintah Provinsi Kalbar untuk Bank Kalbar.
Ricuhnya rapat bukan tanpa alasan. Raperda yang sempat mangkrak di periode DPRD 2019-2024 itu justru kembali digoreng dan dihadirkan di detik-detik akhir masa jabatan. Sebagian fraksi menilai pembahasan raperda ini terlalu dipaksakan dan lebih layak dibawa ke DPRD periode berikutnya.
Pantauan di lokasi, adu argumen tak terelakkan. Suara meninggi mewarnai ruang sidang. Bahkan kehadiran Wakil Gubernur Kalbar, Krisantus Kurniawan, dan Sekda Harisson tak mampu meredam ketegangan yang makin memuncak.
Dari tiga raperda yang dibahas, dua di antaranya mulus disetujui, yakni Raperda perubahan bentuk hukum PT Bank Kalbar menjadi Perseroan Daerah dan Raperda Rencana Pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP). Namun, saat masuk ke raperda kedua, yaitu tambahan modal untuk Bank Kalbar, situasi berubah liar.
Sebanyak lima fraksi menyatakan setuju, dua fraksi ngotot minta ditunda, sementara Fraksi PKB justru mengusulkan pembentukan pansus baru. Mereka menolak keputusan yang terkesan dipaksakan.
“Keputusan yang tergesa-gesa bukanlah pilihan bijak. Lebih baik kita tuntaskan dengan proses yang matang,” tegas Ketua Bapemperda, Jeffray Edward, di tengah suasana rapat yang kian panas.
Ketegangan tak kunjung mereda hingga rapat ditutup tanpa kesepakatan. Perseteruan antar anggota dewan pun belum menemukan titik akhir.
Leave a Reply