BENGKAYANG, RUAI.TV – Pemerintah Kabupaten Bengkayang memastikan bahwa lima kecamatan yang termasuk dalam kawasan pengembangan transmigrasi akan difokuskan untuk pengembangan potensi sektor pertanian, bukan lagi untuk pemindahan penduduk seperti pola transmigrasi masa lalu.
Melalui Dinas Koperasi, UMKM, Transmigrasi dan Tenaga Kerja (Dinkopnakertrans), Pemkab Bengkayang menegaskan bahwa kawasan transmigrasi di wilayahnya akan dioptimalkan sebagai sentra pertanian baru untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.
“Kami tidak sedang bicara soal pemindahan orang. Fokus kami adalah bagaimana memaksimalkan kawasan transmigrasi yang sudah ada sejak lama untuk menjadi kawasan produktif, khususnya dalam sektor pertanian,” tegas Kepala Dinkopnakertrans Bengkayang, Markus Dalon.
Lima kecamatan yang termasuk dalam kawasan pengembangan transmigrasi itu adalah Jagoi Babang, Siding, Seluas, Sanggau Ledo, dan Kecamatan Seluas. Markus menyebut, meskipun kawasan ini sudah ditetapkan sejak lama, namun pengelolaan lahannya hingga kini masih jauh dari maksimal.
“Ini yang sedang kami evaluasi. Sayang sekali jika kawasan tersebut tidak dikembangkan secara optimal,” ujarnya.
Isu transmigrasi memang tengah menjadi sorotan di sejumlah daerah di Kalimantan Barat. Bahkan, beberapa wilayah telah menyuarakan penolakan terhadap program tersebut.
Menanggapi hal ini, Dinkopnakertrans Bengkayang menegaskan bahwa tidak ada pengusulan program transmigrasi baru dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bengkayang 2021–2026.
Markus menjelaskan, satu-satunya pemukiman transmigrasi yang masih aktif saat ini berada di Desa Semunying Jaya, Kecamatan Jagoi Babang, yang dibuka sejak 2017 dan masih dalam proses pembinaan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat.
Sementara itu, kawasan transmigrasi lainnya lebih diarahkan sebagai potensi pengembangan pertanian lokal yang menyasar masyarakat setempat, bukan warga pendatang baru.
Untuk merealisasikan tujuan ini, Pemerintah Kabupaten Bengkayang akan membentuk tim khusus guna memetakan potensi kawasan transmigrasi dan menyusun rencana pengembangan jangka pendek, menengah, hingga jangka panjang.
“Tim ini nantinya akan melibatkan berbagai pihak, baik dari unsur pemerintahan maupun mitra pembangunan lainnya, agar kawasan transmigrasi bisa berkembang menjadi sentra pertanian yang produktif dan berdampak positif bagi masyarakat,” ungkap Markus.
Dengan pendekatan baru ini, Pemkab Bengkayang ingin memastikan bahwa transmigrasi bukan lagi soal memindahkan orang, melainkan tentang membangun dan memberdayakan masyarakat yang sudah ada, terutama melalui pertanian sebagai sektor unggulan.
Leave a Reply