KAPUAS HULU, RUAI.TV – Danau Sentarum, salah satu ikon ekosistem gambut di Kalimantan Barat, ternyata tak lagi sebersih yang dibayangkan.
Hasil pemantauan kualitas air terbaru yang dilakukan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Pertanahan dan Lingkungan Hidup Kabupaten Kapuas Hulu mengungkap fakta mengejutkan: air di kawasan Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) terindikasi cemar ringan.
Sulastri, Kepala Bidang Pengendalian dan Pemeliharaan Lingkungan Hidup, menjelaskan bahwa pemantauan dilakukan rutin setiap enam bulan sekali. Dua faktor utama penyebab kondisi tersebut adalah kadar pH dan BOD (Biochemical Oxygen Demand) yang melampaui ambang normal.
“pH air di Danau Sentarum berada di bawah baku mutu karena memang merupakan air gambut. Biasanya berada di bawah angka 6,” ungkap Sulastri saat ditemui di Putussibau, Kamis (10/7). Sebagai informasi, pH air normal umumnya berkisar antara 6 hingga 11.
Tak hanya itu, Sulastri juga menyoroti tingginya nilai BOD sebagai indikator lain pencemaran air. “Karena daerahnya gambut, BOD-nya juga tinggi, menandakan banyaknya bahan organik yang memerlukan oksigen untuk diuraikan,” jelasnya.
Fenomena ini menjadi peringatan penting, mengingat TNDS bukan hanya kawasan konservasi, tetapi juga sumber penghidupan masyarakat dan habitat beragam spesies endemik.
Untuk itu, Sulastri mengimbau agar masyarakat sekitar turut berperan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan.
“Kami tekankan upaya pencegahan pencemaran. Kegiatan yang berpotensi mencemari air sebaiknya mulai dikurangi, karena sedikit banyak akan berdampak pada kualitas air Danau Sentarum,” tegasnya.
Himbauan ini menjadi pengingat bagi semua pihak bahwa menjaga ekosistem air bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat yang hidup berdampingan dengan alam. Danau Sentarum adalah aset bersama yang harus dirawat agar tetap lestari.
