Arsip

40 Tahun Stasiun Riset Cabang Panti, KKU Berkomitmen Jadi Pusat Ilmu Konservasi Dunia

Bupati Kayong Utara, Romi Wijaya, membuka Talkshow GP 40 bertajuk “40 Tahun Bersama Alam: Harmoni Riset dan Konservasi” di Pondopo Bupati Kayong Utara. (Foto/Prokopim)
Advertisement

KAYONG UTARA, RUAI.TV – Stasiun Riset Cabang Panti (SRCP) genap berusia 40 tahun. Dalam rangka memperingati momen bersejarah ini, SRCP menggelar Talkshow GP 40 bertajuk “40 Tahun Bersama Alam: Harmoni Riset dan Konservasi” di Pondopo Bupati Kayong Utara, Selasa (24/06/2025).

Bupati Kayong Utara, Romi Wijaya, membuka acara ini bersama Kepala Balai Tanagupa, Prawono Meruanto, Direktur Yayasan Palung, akademisi, peneliti, dan tokoh lingkungan dari berbagai daerah.

Dalam sambutannya, Romi Wijaya memuji kerja keras para peneliti dan pengelola SRCP yang konsisten menjaga warisan ekologis Kayong Utara.

Advertisement

“Kami mengapresiasi kerja nyata Balai Taman Nasional Gunung Palung dan Yayasan Palung dalam mengelola Stasiun Riset Cabang Panti. Konservasi bukan hanya soal menjaga hutan, tetapi soal masa depan generasi mendatang,” tegasnya.

Romi juga menekankan bahwa keberadaan SRCP menjadikan Kayong Utara sebagai titik strategis bagi para ilmuwan dari berbagai belahan dunia.

“Stasiun ini membawa nama Kayong Utara ke tingkat nasional dan internasional. Ini bukti nyata bahwa pembangunan dapat berdampingan dengan pelestarian lingkungan,” ujarnya.

Ia menekankan bahwa eksistensi SRCP selaras dengan visi daerah: religius, sehat, cerdas, dan sejahtera. “Kayong Utara rumah bagi keanekaragaman hayati yang luar biasa. Kami siap mendukung penuh aktivitas ilmiah yang mengutamakan pelestarian. Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tugas bersama,” tegasnya.

Selama empat dekade, SRCP berhasil mengungkap pola ekologi hutan hujan, pola perilaku satwa liar, hingga dampak perubahan lingkungan terhadap keanekaragaman hayati. Berbagai penelitian jangka panjang dari stasiun ini juga memberi gambaran jelas mengenai peran hutan hujan dalam mitigasi perubahan iklim dan pola interaksi antarspesies.

Kepala Balai Tanagupa, Prawono Meruanto, menjadikan momentum ini sebagai titik refleksi bagi para peneliti dan pemangku kebijakan.

“Selama 40 tahun, riset dari SRCP menjadi ujung tombak pelestarian keanekaragaman hayati, khususnya bagi Orangutan dan spesies endemik lainnya di kawasan Taman Nasional Gunung Palung,” kata Prawono.

Ia juga berharap peringatan ini dapat memperkokoh kerja sama seluruh pihak dalam menjaga alam bagi generasi mendatang. “Kami ingin momentum ini memperkuat komitmen bersama untuk terus melestarikan dan menjaga kesinambungan riset di masa depan,” sambungnya.

Selain talkshow, acara juga dirangkaikan dengan kunjungan khusus para alumni peneliti ke Stasiun Riset Cabang Panti. Mereka saling bertukar pengalaman, meninjau perkembangan terkini, dan merumuskan strategi bersama untuk masa depan penelitian dan konservasi.

Stasiun Riset Cabang Panti dikelola bersama oleh Balai Taman Nasional Gunung Palung (TANAGUPA) dan Yayasan Palung (YP) / Gunung Palung Orangutan Conservation Program (GPOCP). Selama empat dekade, kerja sama ini membawa SRCP tumbuh sebagai pusat studi konservasi yang tidak hanya memberi manfaat bagi Indonesia, tetapi juga bagi dunia.

Advertisement