KAPUAS HULU, RUAI.TV — Dalam rangka memperingati kelahiran Yesus Kristus, Gereja Persekutuan Sidang Kristus (GPSK) Imanuel Lubuk Resam, Desa Nanga Nuar, Kecamatan Silat Hilir, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat menggelar perayaan Natal yang mengusung tema “Memuji dan Memuliakan karena Karya-Nya,” yang diambil dari Injil Lukas pasal 2:20. Tema ini merupakan tema Natal yang diusung Sinode GPSK.
Tema ini menyoroti pentingnya karya penyelamatan yang dibawa oleh Yesus melalui kelahiran-Nya di Betlehem, yang tidak hanya merupakan perayaan tahunan, tetapi juga momen untuk merenungkan kembali arti kedamaian dan kasih yang diberikan-Nya kepada umat manusia.
Acara perayaan Natal ini dihadiri ratusan jemaat Imanuel Lubuk Resam dan tamu undangan dari gereja sahabat di Kecamatan Silat Hilir, Kabupaten Kapuas Hulu, yang berkumpul untuk merayakan sukacita kelahiran Sang Raja Damai.
Gembala Sidang, Pengurus Gereja dan Panitia sepakat bahwa untuk Pembicara mengundang dari Pengurus Pusat Sinode GPSK, yaitu Ev. Seprianus Felipus Ndun, M. Th selaku Bendahara Umum Sinode GPSK dan Istrinya Ev. Dina, S. Pd.K. Kedua hamba Tuhan ini sama-sama ambil bagian untuk menyampaikan berkat Firman Tuhan di malam natal dan hari natal yang diangkat dari tema besar Sinode GPSK dalam Injil Lukas 2:20.
Perayaan Natal 25 Desember, Pengkhotbah, Evangelis Seprianus Felipus Ndun, M.Th, memberikan khotbah yang mendalam dan penuh pengajaran mengenai makna kelahiran Yesus di Betlehem, kota kecil yang menjadi tempat kelahiran Sang Juruselamat dunia.
Evangelis Seprianus membuka khotbahnya dengan menjelaskan betapa kecilnya Betlehem di mata dunia. Betlehem, yang memiliki luas hanya sekitar 50 kilometer persegi, memiliki sejarah kelam, pernah dihancurkan, mengalami kelaparan hebat, dan bahkan para imam meninggalkan kota tersebut. Namun, kota kecil ini menjadi sangat besar dan penting karena tempat inilah Yesus, Raja Damai, lahir. Seprianus mengutip Mikha 5:1 yang menyebutkan bahwa Betlehem Efrata adalah yang terkecil di antara kaum Yehuda, namun dari sana akan lahir seorang raja yang akan memimpin umat-Nya.
“Betlehem mungkin terlihat tidak berarti, tetapi kini ia menjadi simbol besar bagi umat manusia karena Yesus, Raja Damai, lahir di sana. Bukan Betlehem yang membuat Yesus terkenal, tetapi Yesus yang membuat Betlehem terkenal,” tegas Evangelis Seprianus. Ia juga merujuk pada Injil Matius 2:6, yang menulis bahwa meskipun Betlehem tampak kecil, di sanalah akan bangkit seorang pemimpin yang akan menggembalakan umat Israel, merujuk pada kelahiran Yesus yang akan membawa keselamatan dan kedamaian.
Lebih lanjut, Seprianus menyoroti sikap Raja Herodes, orang Majus, dan para gembala dalam merespon kelahiran Yesus. Raja Herodes, yang merasa terancam oleh kabar kedatangan seorang raja baru, mencoba untuk menghapus bayi Yesus dengan cara licik dan penuh tipu daya. Namun, usahanya tidak berhasil. Sebaliknya, orang Majus yang datang dari jauh dengan membawa persembahan terbaik mereka—emas, kemenyan, dan mur—menunjukkan sikap penuh penghormatan dan pengagungan kepada Yesus sebagai Tuhan dan Raja. Begitu juga dengan para gembala, yang setelah melihat bayi Yesus, memuji dan memuliakan Allah, merayakan kelahiran Sang Juruselamat.
Dalam khotbahnya, Evangelis Seprianus menekankan bahwa sikap Herodes yang merasa terancam menunjukkan ketidakmampuan untuk menerima Yesus sebagai Juruselamat. Sebaliknya, sikap orang Majus dan para gembala yang dengan tulus datang untuk menyembah Yesus adalah contoh sikap orang Kristen yang sepenuhnya menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dalam kehidupan mereka.
“Kebenaran selalu mengancam kekuasaan mereka yang tidak mau menerima-Nya. Jika seseorang merasa terancam oleh kebenaran, itu artinya mereka belum menerima Yesus sebagai Juruselamat yang hidup. Sebaliknya, mereka yang memiliki sikap seperti orang Majus dan para gembala telah menerima Yesus dengan sepenuh hati,” ujar Seprianus.
Perayaan Natal di GPSK Imanuel Lubuk Resam ini tidak hanya diwarnai dengan khotbah yang penuh makna, tetapi juga dengan berbagai kegiatan rohani yang mempererat persaudaraan dan memperdalam iman jemaat. Selain kebaktian, acara ini juga melibatkan jemaat dalam pujian dan penyembahan, serta berbagi kebahagiaan dalam suasana yang penuh damai dan pesan rohani dalam menjalani kehidupan kekristenan.
Momen Natal ini menjadi kesempatan bagi seluruh jemaat untuk merenungkan kembali makna kedamaian yang dibawa oleh kelahiran Yesus dan bagaimana mereka dapat menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai penutup, Evangelis Seprianus mengajak jemaat untuk hidup dalam kasih, seperti yang diajarkan oleh Yesus, dan menjadi pembawa damai di dunia ini.
“Melalui kelahiran Yesus, kita diingatkan untuk hidup dalam kedamaian dan kasih kepada sesama. Mari kita sebarkan kasih Kristus di sekitar kita dan menjadi saksi-Nya yang hidup,” ujarnya.
Perayaan Natal ini menjadi pengingat akan pentingnya menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat serta hidup sesuai dengan teladan yang telah diberikan-Nya.
Dengan penuh sukacita dan kebersamaan, jemaat GPSK Imanuel Lubuk Resam merayakan Natal, memperbarui iman mereka, dan mempererat hubungan satu sama lain dalam kasih Kristus. RED
Leave a Reply