PONTIANAK – Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Jakarta, Rabu (22/1/2020).
Dalam pertemuan yang berlangsung selama 1 jam itu, Sutarmidji menyampaikan sejumlah hal yang berkaitan dengan pembangunan Kalbar.
“Hari ini saya bertemu Presiden Jokowi, beliau didampingi Mensesneg. Hampir 1 jam saya menyampai beberapa hal,” kata Sutarmijdi.
Adapun beberapa hal yang dibahas Sutarmidji bersama Presiden, seperti memyampaikan terimakasih kepada Presiden karena sudah memenuhi pembangunan jembatan Sungai Sambas Besar.
Midji menjelaskan bahwa Khususnya yang ada di Kalbar, baik yang sudah dilaksanakan maupun yang disiapkan untuk dikerjakan diantaranya Jembatan Sungai Sambas Besar, yang akan menelan anggaran Rp 850 miliar, kemudian jembatan Kapuas 3 sebesar Rp1,36 triliun.
Ia juga melaporkan terkait pembangunan Jembatan Gandeng Kapuas 1, yang akan menelan biaya sekitar Rp 600 miliar. Jembatan Ceremai di Sambas dan Jembatan untuk persiapan pembukaan Border Sungai Kelik atau Jasa di Sintang termasuk memohon bantuan tambahan anggaran pengadaan alat kesehatan RSUD Soedarso Pontianak.
“Mohon bantuan Alat Kesehatan Soedarso. Sekarang 80 M dan ssaya minta tambah 100 M,” papar Sutarmidji usai ketemu Presiden.
Selain itu ia menyebutkan bahwa dalam pertemuan itu juga membahas tentang program Presiden yakni pra kerja, konsep desa Mandiri dan sanksi terhadap kebakaran hutan dan lahan serta mengenai lingkungan di Kalbar.
“Berbincang tentang bantuan pra kerja, konsep desa mandiri, sanksi kebakaran lahan serta bicara tentang Lingkungan,” jelasnya.
Mantan Wali Kota Pontianak ini juga memprediksi bahwa kegitan pembangunan di Kalbar mendapat kucuran anggaran lebih dari 5 Triliun di masa pemerintahan Joko Widodo.
“Kegiatan pembangunan di Kalbar perkiraan saya akan lebih 5 T dalam masa beliau (Joko Widodo), bahkan jauh lebih besar,” tegas Gubernur dengan Optimis.
Pembangunan Pelabuhan Kijing yang ada di Kabupaten Mempawah pun turut dibahas dalam pertemuan itu.
“Beliau (Presiden) juga menanyakan Pelabuhan Kijing dan saya sampaikan berjalan lancar. Kita berharap bisa segera beroperasi karena sangat strategis bagi Kalbar,” tuturnya.
Selama ini, Midji menyampaikan Crude Palm Oil (CPO) eksportnya tidak lewat Kalbar, karena tidak punya pelabuhan ekspor. Ia juga menyampaikan pentingnya membangun jalan Tol Pontianak-Singkawang.
“Banyak lagi yang saya laporkan, diantaranya pengelolaan Border Aruk , Badau dan Entikong,” tungkasnya. (Red).
Leave a Reply