SINTANG – Satuan Reserse Narkoba Polres Sintang bersama Polsek Sepauk, mengungkap penyelundupan diduga narkoba yang melintas di Jalan Nasional Sepauk, antara daerah Mengkurai dengan Manis Raya, Selasa (10/9) sore.
Pengungkapan bermula saat petugas kepolisian melakukan pengaturan lalu lintas di wilayah Sepauk, sesaat sebuah mobil lewat dan berbalik arah melarikan diri dari kejaran petugas sehingga petugas pun melepaskan tembakan peringatan.
Setelah berusaha kabur dari kejaran polisi, terduga pelaku bandar narkoba akhirnya berhasil diamankan karena mobil yang digunakan terbalik masuk ke hutan akibat tidak terkendali dari kejaran petugas. Hingga pukul 17.00 WIB, Polisi masih mencari 4 (empat) terduga pelaku lainnya yang berusaha kabur ke hutan.
Posisi mobil terduga bandar narkoba itu juga dalam kondisi terbalik yang hampir jatuh ke sungai. Dimana di lokasi kejadian banyak warga yang menyaksikan pengungkapan itu. Di lokasi kejadian juga sudah hadir Kasat Narkoba Polres Sintang untuk membantu penanganan kasus.
“Di kampung kami polisi nangkap bandar narkoba sudah lama jadi DPO di Perbatasan Mengkurai dengan Manis Raya,” tutur warga yang tak mau disebutkan namanya oleh media ini.
Kapolsek Sepauk Iptu Suaris mengatakan, hingga kini 4 (empat) pelaku masih dalam pengejaran Polisi karena melarikan diri ke hutan.
“Kita lakukan pengadangan di Simpang Manis Raya, oleh angota Polsek Sepauk, liat angota lakukan siasat penghadangan, tersangka balik kanan di kejar warga dan anggota, mobil tersangka terguling karena laju tidak bisa kendalikan, tersangka kabur ke hutan, otak tersangka tertangkap, sementara 4 tersangka masih lari di hutan,” tutur Kapolsek Sepauk, Iptu Suaris kepada ruai.tv, Selasa (10/9) sore.
Kapolsek Sepauk juga meminta kepada pelaku yang kabur ke hutan agar segera menyerahkan diri kepada warga setempat atau melalui anggota yang saat ini masih berada di lokasi penangkapan.
“Dihimbau agar ke empat temenya segera menyerahan diri, lewat warga setempat atau langsung ke petugas yang masih standby di Mengkurai Jalan Sintang Pontianak,” pinta Kapolsek. (Red).
