KAPUAS HULU,-Di tengah kerab muncul kesan yang mempermasalahkan keyakinan, perbedaan-perbedaan dalam kemajemukan, kita tidak harus terjebak dalam perasaan dan emosi yang terkurung namun tidak berujung, karena kebenaran hanya milik Sang Pencipta dan rahasia yang ditaruhNya dalam diri manusia tidak perlu dikampanyekan secara berlebihan. Tetapi biarlah buah kebenaran itu yang terlihat tanpa harus banyak bicara dan menolak yang kerab di luar batas.
74 tahun Indonesia merdeka, kita mesti banyak bersyukur, karena manfaat dari kemerdekaan itu jauh lebih banyak, bahkan tak terhitung manfaatnya dibandingkan dengan berjuta-juta kata-kata yang keluar sia-sia.
Di tengah kesan yang kadang terbangun bahwa kita sedang menghadapi badai besar, padahal tidak, harapan selalu tumbuh dari sebagian banyak penduduk bangsa yang kaya SDM dan SDA ini, meski pun itu hanya keluar dari hati, perasaan, dan keluguun dan apa adanya seorang anak sekolah dasar.
Sekolah Dasar Negeri 06 Desa Nanga Nuar, Kec. Silat Hilir, Kab. Kapuas Hulu, bukanlah sekolah terpopuler secara akademik maupun non akademik, hanya saja sekolah ini berada di jalan lintas penghubung Pontianak-Putussibau. Siswa yang belajar di sinipun beragam latar belakang, baik agama, suku, bahasa, dan adat budaya. Hampir semua suku ada di sekolah ini. Namun dari anak-anak yang bersekolah di sini, keluar kata-kata yang penuh harapan dan modal besar bagi kekerabatan dimasa mendatang dalam menghormati keyakinan, dan perbedan-perbedaan.
Bagaimana adek menyikapi dan mengisi kemerdekaan ini? Sebuah pertanyaan yang bukan begitu gampang bagi anak sekolah dasar.
Namun Eka menjawab “demi persatuan Indonesia kita harus menghormati suku bangsa dan agama lain, karena itu kita akan bersatu. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.” Kata Eka seorang siswi Muslim ini. Ini adalah sebagian kata-kata yang mahal, di tengah tak henti-hentinya dunia maya dan dunia nyata membahas, seakan akan perbedaan itu seperti air dan api.
Siswa lain bertutur bagaimana pikirannya bagaimana suara hatinya keluar dengan lugas mengisi kemerdekaan ini. “Kita patuh kepada orang tua, kepada guru, kepada sesama kita. Kita harus patuh” kata Jeslin.
Gio, awalnya malu-malu saat akan diminta wawancara.
“Harus semangat dalam perjuangan kemederkan tujuh puluh empat tahun. Cita-cita saya jadi tentara.” Kata Gio, anak berambut ikal itu.
“Pantang putus asa dan menghormati sesama masyarakat, dan kami tidak membeda antar suku bangsa dan agama, dan lain-lain, menghormati orang tua, dan kami belajar lebih tekun” Tutur Olive, gadis kecil Nasrani kelas 6 SD ini.
Sementara jawaban polos lain datang dari Key. Key, bagaimana kamu mengisi kemersekaan ini? “Menghormati, mengasihi dan menyayangi sesama manusia.” Jawab Key.
Abang Sabarudin, Kepala Sekolah SDN 06 Desa Nanga nuar mengatakan, selamat HUT Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia ke 74, semoga kita semua semakin menambah persatuan dan kesatuan kita sebagai bangsa Indonesia dan untuk melanjutkan pembangunan yang direncanakan pemerintah di masa-masa yang akan datang.
“Sebagai pendidik, terutama di SDN 06 nanga nuar ini, kami menekankan kepada semua supaya turut meningkatkan bangsa yang berkarakter, di tengah bangsa yang seperti ini. Supaya tumbuh kembali dengan kuat karakter itu, terutama kepribadian terhadap orang tua, guru, dan sesamanya.” Kata Abang Sabarudin.
Abang Sabarudin juga mengajak orang tua murid untuk sama-sama mengawasi anak didik menyikapi perkembangan teknologi yang maju pesat ini.
“Inilah yang menjadi pemikiran kita bersama, karena teknologi ini tidak bisa kita bendung, untuk itu kita sarankan ke orang tua murid supaya bersama-sama membatasi teknologi-teknologi dan pesan-pesan kepada peserta didik untuk dapat menyeleksi informasi-informasi yang tidak bermanfaat dan dapat membahayakan keutuhan kita ke depan,” tutupnya.
Desa nanga nuar salah satu desa di Silat Hilir berpenduduk Suku Dayak dan Melayu dan diwarnai suku-suku lainnya.
Namun soal perbedaan, Desa ini termasuk dewasa, kekerabatannya sangat dekat, selain hubungan pekerjaan dan aktivitas sosial yang saling membutuhkan, keeratan ini ditopang juga dengan rumpun keluarga yang sejak masa lalu.
Mungkin saja ini sederhana dan banyak kesamaannya dengan daerah lain, tapi dari hal yang sederhana inilah dapat menjadi modal dasar yang kuat dalam persatuan dan kesatuan bermasyarakat.
Leave a Reply