Arsip

Warga Siding Tolak PT STAR: Hutan dan Alam Adalah Sumber Hidup Kami

Masyarakat Adat menolak kehadiran PT Sinergi Tangguh Alam Lestari di Desa Siding, Kabupaten Bengkayang. (Foto/ruai.tv)
Advertisement

BENGKAYANG, RUAI.TV – Penolakan terhadap rencana masuknya perusahaan kehutanan PT Sinergi Tangguh Alam Lestari atau PT STAR terus menguat di Kecamatan Siding, Kabupaten Bengkayang.

Masyarakat setempat menilai keberadaan perusahaan itu akan membawa dampak buruk bagi lingkungan dan kehidupan warga yang selama ini bergantung pada hasil alam.

Ketua Pemuda Adat Desa Siding, Jeprianto, menyatakan penolakan tegas atas rencana pengelolaan kawasan hutan seluas lebih dari 35 ribu hektare oleh PT STAR. Menurutnya, wilayah Siding yang berada di perbatasan Indonesia–Malaysia memiliki bentang alam yang menjadi sumber utama penghidupan masyarakat.

Advertisement

“Kami menolak kehadiran PT STAR karena perusahaan itu berpotensi merusak hutan, air, dan gunung yang selama ini menjadi sumber hidup kami,” tegas Jeprianto, Minggu (12/10) di Gunung Ngoyan, Desa Siding.

Ia menjelaskan, aktivitas perusahaan dikhawatirkan akan menurunkan kualitas udara dan air, mengganggu kesehatan masyarakat, serta menyebabkan gangguan terhadap kelancaran transportasi. Warga juga menolak anggapan bahwa tanah di Siding merupakan lahan kosong.

“Tanah ini kami kelola secara turun-temurun. Di sinilah kami berkebun, mengambil hasil hutan, dan memenuhi kebutuhan hidup. Kalau hutan rusak, kami yang akan kehilangan segalanya,” tambahnya.

Warga menilai, pemasangan spanduk pengumuman studi AMDAL oleh pihak perusahaan justru memicu keresahan, karena masyarakat tidak pernah diajak berdialog langsung terkait rencana tersebut.

Jeprianto menegaskan, masyarakat Desa Siding akan terus menjaga alam dan menolak segala bentuk eksploitasi yang mengancam lingkungan.

“Kami ingin pembangunan yang berpihak pada manusia dan alam, bukan yang merusak keduanya,” ujarnya.

Advertisement