Arsip

Kementerian Kebudayaan Dorong Kolaborasi Lintas Seni Lewat Perayaan Lintas Ruang Sastra

Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia memberi dukungan penuh terhadap Perayaan Lintas Ruang Sastra. (Foto/ruai.tv)
Advertisement

PONTIANAK, RUAI.TV – Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia memberi dukungan penuh terhadap Perayaan Lintas Ruang Sastra, sebuah inisiatif kreatif yang menyatukan karya sastra dengan berbagai cabang seni.

Acara berlangsung di Langkau Etnika Art Space, Pontianak, pada 26 September 2025, dan menjadi bagian dari Program Penguatan Komunitas Sastra yang digagas Direktorat Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan.

Perayaan ini menghadirkan ruang kolaborasi antara seniman teater, tari, musik, dan komunitas sastra. Mereka mendiskusikan, menafsirkan ulang, sekaligus mengalihwahanakan karya sastra ke bentuk seni baru yang lebih segar dan kontekstual.

Advertisement

Fokus utamanya adalah alih media sastra, yakni transformasi kreatif dari teks menjadi pengalaman artistik berbeda. Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan, Ahmad Mahendra, menegaskan bahwa penguatan komunitas sastra penting untuk menjembatani karya dengan publik.

“Selama ini diseminasi buku sastra belum optimal. Komunitas sastra berperan sebagai ujung tombak untuk mendiskusikan karya dan mengalihwahanakannya, sehingga bisa lebih dekat dengan masyarakat,” ujarnya.

Rangkaian acara dimulai dengan diskusi yang diikuti 40 perwakilan komunitas sastra dari Kalimantan Barat. Dua narasumber hadir untuk memantik gagasan.

Ahmad Sofian membawakan materi Trajektori Teks: Menyimak Kisah Munawar Kalahan dan Yusakh Ananda. Ia mengajak peserta menggali kembali pesan lintas waktu dalam teks sastra, sekaligus memahami bagaimana cerita bisa tetap relevan di era berbeda.

Sementara itu, M. Davi Yunanda, membahas Fungsi Teks dalam Membangun Ruang Imajinasi. Ia menekankan bahwa teks bukan hanya medium komunikasi, melainkan juga pemicu kreativitas imajinatif yang mendorong seniman untuk bereksperimen melahirkan karya baru.

Diskusi berjalan interaktif. Para peserta dari berbagai komunitas berbagi pandangan mengenai cara-cara efektif membawa sastra lebih dekat dengan publik, terutama generasi muda yang cenderung lebih akrab dengan media digital dan bentuk ekspresi seni non-konvensional.

Puncak perayaan ditandai dengan pertunjukan alih media yang menghadirkan karya seni hasil reinterpretasi puisi. Musikalisasi, dramatisasi, dan tari menjadi medium utama untuk menerjemahkan teks ke dalam pengalaman estetika yang lebih hidup.

Empat repertoar ditampilkan oleh para seniman lintas disiplin. Semua repertoar mengambil inspirasi dari karya Joko Pinurbo, penyair Indonesia yang dikenal dengan gaya puitis sekaligus jenaka.

Dalam pementasan itu, puisi-puisi Pinurbo memperoleh napas baru: ada yang diolah menjadi komposisi musik, ada pula yang dijadikan naskah drama pendek, hingga koreografi tari kontemporer.

Pertunjukan ini mendapat sambutan hangat dari audiens. Banyak penonton, terutama anak muda, mengaku lebih mudah memahami makna sastra ketika disajikan melalui medium seni yang interaktif dan multisensorik.

Langkau Etnika Art Space sebagai tuan rumah menegaskan bahwa perayaan ini tidak hanya sekadar pentas, melainkan wadah kolaborasi berkelanjutan. Dengan dukungan Kementerian Kebudayaan, program ini diarahkan untuk:

  • meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap karya sastra,
  • mendorong kerja sama lintas disiplin seni,
  • membuka ruang inovasi berkesenian,
  • serta menyajikan pengalaman mendalam bagi audiens.

Melalui Perayaan Lintas Ruang Sastra, sastra tidak lagi terbatas pada buku atau teks. Ia hadir dalam bentuk pertunjukan, musik, dan tari yang mampu menyentuh lebih banyak kalangan. Inisiatif ini sekaligus menjadi bukti bahwa penguatan komunitas sastra bisa berjalan seiring dengan inovasi seni kontemporer.

Advertisement