Arsip

Air Sungai Sekadau Tak Layak, Warga Minta Penertiban PETI Tegas

Tim gabungan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Kalbar melakukan Uji Kualitas Air Sungai Sekadau dengan Ph Air diangka 80,70 atau kondisi tidak layak. (Foto/ruai.tv)
Advertisement

SEKADAU, RUAI.TV – Kualitas air Sungai Sekadau di Desa Mungguk, Kecamatan Sekadau Hilir, semakin memprihatinkan. Sungai yang selama ini menjadi sumber kehidupan warga, khususnya petani keramba, kini tidak bisa lagi dimanfaatkan.

Dugaan kuat mengarah pada pencemaran limbah Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di wilayah hulu. Tim gabungan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Kalbar, Dinas Karantina, serta instansi terkait dari Kabupaten Sekadau turun langsung melakukan inspeksi mendadak pada Selasa (2/9/2025).

Mereka memeriksa kondisi sungai, menguji kualitas air, dan meninjau keramba ikan milik warga. Hasil uji pH air mencatat angka 80,70, jauh dari standar kelayakan. Temuan ini memperkuat dugaan pencemaran serius yang berdampak langsung terhadap ekosistem sungai.

Advertisement

“Ikan di keramba hampir mati semua. Hasil uji pH air jelas menunjukkan kondisi tidak layak. Kami sangat khawatir karena sungai ini sumber utama bagi kehidupan kami,” ujar Iwan, seorang petani keramba.

Warga berharap aparat menindak tegas pelaku PETI agar pencemaran tidak terus berlanjut. Mereka menilai penertiban harus menyasar pihak-pihak yang benar-benar bertanggung jawab sehingga memberikan efek jera.

“Kalau hanya menghentikan aktivitas di permukaan, masalah tidak akan selesai. Kami ingin ada tindakan nyata agar sungai kembali bersih,” tegas Iwan.

Ia juga menyampaikan bahwa masyarakat telah lama menyuarakan keresahan mereka, baik melalui media sosial maupun pertemuan warga. Namun, kondisi sungai tetap memburuk.

Sungai Sekadau tidak hanya menjadi jalur transportasi dan sumber air, tetapi juga menopang perekonomian warga. Petani keramba sangat bergantung pada kualitas air. Saat ikan mati massal, mereka mengalami kerugian besar dan kehilangan mata pencaharian.

“Kalau air terus tercemar, kami tidak bisa bertahan. Anak-anak kami juga tidak bisa lagi mandi atau menggunakan air sungai seperti dulu,” kata Iwan dengan nada cemas.

Masyarakat berharap pemerintah bersama aparat memperkuat pengawasan di hulu sungai. Penindakan yang tepat sasaran diyakini bisa menghentikan kerusakan lingkungan sekaligus melindungi masa depan generasi berikutnya.

“Kami hanya ingin sungai kembali normal. Kalau sungai bersih, masyarakat sehat, dan keramba kembali menghasilkan. Itu yang kami harapkan,” tambah Iwan.

Hingga kini, warga masih menunggu langkah nyata penertiban PETI. Mereka berharap hasil sidak tim gabungan menjadi pintu masuk untuk tindakan lebih serius demi menyelamatkan Sungai Sekadau.

Advertisement