PONTIANAK, RUAI.TV – Ribuan mahasiswa dari berbagai kampus di Kalimantan Barat turun ke jalan dan menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Kalbar, Jalan Jenderal Ahmad Yani, Kota Pontianak, Rabu (27/8/2025).
Massa membawa poster, spanduk, serta orasi lantang yang menegaskan keresahan rakyat. Koordinator aksi, Syariful Hidayatullah, menyebutkan lima poin utama yang menjadi dasar pergerakan mahasiswa.
Pertama, mahasiswa mendesak pemerintah segera mencabut tunjangan DPR RI yang dianggap melambung tinggi. Menurut mereka, kondisi itu menciptakan ironi di tengah situasi rakyat yang masih berjuang menghadapi kesulitan ekonomi. “Kami menilai tunjangan DPR RI tidak masuk akal. Saat rakyat menjerit, para wakil rakyat justru menikmati fasilitas berlebih,” tegas Syariful.
Kedua, mahasiswa menuntut pengesahan RUU Perampasan Aset. Mereka menilai pemerintah dan DPR terkesan membiarkan pembahasan rancangan undang-undang tersebut berlarut tanpa kejelasan. Padahal, aturan ini dianggap penting sebagai komitmen nyata memberantas korupsi.
Ketiga, mahasiswa menyoroti rendahnya gaji guru dan dosen yang menjadi pilar pendidikan bangsa. Menurut mereka, ketidakadilan ini bertolak belakang dengan semangat mencerdaskan kehidupan bangsa. “Kesejahteraan pendidik harus menjadi prioritas. Bagaimana pendidikan bisa maju jika gaji guru dan dosen jauh dari kata layak?” ujar Syariful.
Keempat, massa aksi menuntut penyelesaian persoalan PETI (Pertambangan Emas Tanpa Izin) di Kalimantan Barat. Aktivitas tambang ilegal dinilai merusak lingkungan, merampas ruang hidup masyarakat, dan menimbulkan konflik horizontal, namun pemerintah tak kunjung menuntaskannya.
Kelima, mahasiswa mengecam sikap represif aparat yang masih sering terjadi dalam penegakan hukum. Mereka menilai tindakan represif hanya mempersempit ruang demokrasi yang seharusnya berpihak pada rakyat.
Di hadapan ribuan massa, mahasiswa menegaskan bahwa kelima poin tuntutan tersebut bukan sekadar aspirasi, melainkan suara rakyat yang sudah terlalu lama diabaikan.
Menanggapi aksi tersebut, Anggota DPRD Kalbar, Zulfydar Zaidar Mochtar, menyatakan pihaknya menerima dengan baik aspirasi mahasiswa.
“Apa yang disampaikan aliansi mahasiswa ini adalah fakta lapangan. DPRD harus menyerap dan memperjuangkan aspirasi ini,” kata Zulfydar.
Ia juga menegaskan bahwa mahasiswa merupakan bagian penting dalam kontrol sosial terhadap jalannya pemerintahan. Aksi mahasiswa berlangsung dengan tertib, meski sempat memanas dan menimbulkan kemacetan panjang di ruas Jalan Ahmad Yani.
Ribuan peserta aksi berjanji akan terus mengawal tuntutan mereka hingga benar-benar ditindaklanjuti oleh DPRD maupun DPR RI. Bagi mahasiswa, perjuangan ini bukan hanya untuk mereka, tetapi juga untuk kepentingan seluruh rakyat Indonesia.
Leave a Reply