Arsip

DIB Hadirkan Semangat Baru bagi Nelayan dan IRT di Desa Pelapis

PT Dharma Inti Bersama meluncurkan inovasi teknologi penangkapan ikan, budidaya perikanan, hingga pengolahan hasil laut oleh ibu rumah tangga. (Foto/ruai.tv)
Advertisement

SUKADANA, RUAI.TV – Semangat baru tengah bersemi di Desa Pelapis, Kepulauan Karimata, Kabupaten Kayong Utara. Melalui program tanggung jawab sosial (CSR), PT Dharma Inti Bersama (DIB), pengelola Kawasan Industri Pulau Penebang (KIPP), meluncurkan serangkaian kegiatan yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat.

Program tersebut mencakup inovasi teknologi penangkapan ikan, budidaya perikanan, hingga pengolahan hasil laut oleh ibu rumah tangga (IRT).

Teknologi Baru untuk Nelayan Pelapis

Advertisement

Selama ini nelayan Desa Pelapis mengandalkan kelong dengan lampu yang dipasang di atas permukaan air untuk mencari ikan. Namun, metode itu seringkali tidak efektif, apalagi saat musim paceklik.

Untuk menjawab tantangan ini, DIB menggandeng akademisi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) memperkenalkan penggunaan lampu celup bawah air.

Hasil uji coba bersama nelayan setempat menunjukkan bahwa penggunaan lampu celup mampu meningkatkan jumlah tangkapan ikan secara signifikan. Selain itu, tim akademisi juga mengenalkan bubu lipat untuk menangkap rajungan, serta krendet dan gillnet sebagai diversifikasi alat tangkap.

“Awalnya penuh tantangan, karena nelayan Pelapis sudah bertahun-tahun terbiasa dengan lampu kelong dan bubu kotak. Namun setelah tiga hari, mulai ada yang berkata ‘Kami siap, Pak’. Itu tanda mereka terbuka terhadap inovasi. Saya optimistis teknologi ini bisa meningkatkan hasil tangkapan,” jelas Didin Komarudin, akademisi IPB yang mendampingi program tersebut.

Didin menegaskan bahwa program CSR DIB tidak hanya fokus pada teknologi penangkapan ikan. Warga juga diperkenalkan pada budidaya ikan dalam kolam besar melalui sistem akuaponik, yaitu metode yang menggabungkan pembesaran ikan dengan penanaman sayuran.

“Ini bukan untuk menggantikan tradisi melaut, melainkan menambah sumber penghasilan. Jika sudah terbiasa, masyarakat bisa membuat kolam berdiameter lima meter. Dengan begitu ada tambahan ekonomi untuk keluarga di Pelapis,” katanya.

Nelayan Mulai Menaruh Harapan

Syarif Ali Al-Haddad, nelayan dari Dusun Jaya, melihat peluang baru dari pelatihan akuaponik. Ia menilai program ini bisa membantu memenuhi kebutuhan pangan sekaligus meningkatkan pendapatan keluarga.

“Sayur cukup sulit didapat di Pelapis karena harus dipasok dari luar. Kalau akuaponik bisa diterapkan, tentu sangat membantu. Saya berharap pembinaan ini terus berlanjut sampai warga benar-benar paham dan yakin bisa menerapkannya sebagai penunjang ekonomi keluarga,” ungkapnya penuh harap.

Ibu-Ibu Desa Pelapis Bangkitkan Ekonomi Keluarga

Tak hanya nelayan, para ibu rumah tangga juga mendapat perhatian khusus dalam program CSR DIB. Mereka dilatih mengolah hasil laut menjadi produk bernilai tambah, seperti bakso ikan, nugget, kerupuk, hingga roti.

Pelatihan ini mengajarkan cara memanfaatkan ikan dengan nilai ekonomis rendah yang biasanya terabaikan. Harapannya, keterampilan baru tersebut dapat membuka peluang usaha kecil di Desa Pelapis. Yessi, ibu rumah tangga dari Dusun Kelawar, mengaku sangat gembira.

“Biasanya kami hanya masak ikan dengan cara sederhana. Tadi kami coba membuat bakso dan nugget, hasilnya lumayan berhasil. Kami berharap bisa produksi lebih banyak, asal ada pasar yang membeli agar usaha ini bisa berjalan,” ujarnya.

Menurut Yessi, pelatihan ini mendapat sambutan hangat karena DIB berkomitmen membantu memasarkan produk olahan warga. Dengan begitu, ibu-ibu tidak lagi kebingungan mencari pembeli.

Komitmen Jangka Panjang DIB

External Relation Manager DIB, Seno Ario Wibowo, menegaskan bahwa program ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang perusahaan untuk membangun hubungan baik dengan masyarakat sekitar. Ia menilai keberhasilan program hanya bisa dicapai jika ada pendampingan berkelanjutan.

“Selain memfasilitasi pelatihan dan memberikan bantuan peralatan, kami menambah tenaga lapangan yang setiap hari mendampingi warga dalam penerapan program inovasi penangkapan ikan, budidaya perikanan, dan pengolahan hasil laut,” terangnya.

Seno menekankan bahwa kehadiran KIPP harus memberi manfaat nyata bagi masyarakat Desa Pelapis. “Kami ingin masyarakat tumbuh bersama hadirnya KIPP. Pendidikan, keterampilan, hingga peningkatan ekonomi keluarga adalah fokus kami. Harapan kami, dengan adanya program ini, masyarakat semakin sejahtera,” pungkasnya.

Warga Optimistis Menatap Masa Depan

Program CSR DIB di Desa Pelapis menunjukkan bahwa kolaborasi antara perusahaan, akademisi, dan masyarakat mampu menghadirkan perubahan nyata.

Nelayan kini memiliki akses pada teknologi modern yang bisa meningkatkan hasil tangkapan, sementara ibu rumah tangga berpeluang menjadi pelaku usaha baru lewat produk olahan laut.

Dengan semangat gotong royong dan pendampingan berkelanjutan, warga Desa Pelapis optimistis bahwa mereka bisa keluar dari keterbatasan dan menatap masa depan dengan lebih cerah.

Advertisement