LANDAK, RUAI.TV – Aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) kembali menjadi sorotan setelah Tim Forum Relawan Keadilan dan Perdamaian (FRKP) untuk kedua kalinya turun langsung ke Sungai Prigang, wilayah yang diduga terdampak serius oleh limbah PETI.
Aksi ini dipimpin langsung oleh Ketua FRKP, Bruder Stephanus Paiman OFMCap, sebagai respons atas keluhan warga yang terus resah dengan pencemaran lingkungan di kawasan tersebut.
Tim FRKP memulai perjalanan dari Pontianak pada Sabtu, 26 Juli 2025, menempuh jalur darat melalui kawasan perkebunan sawit hingga ke kediaman warga bernama Victorius.
Dari sana, perjalanan dilanjutkan menggunakan perahu motor (speet) menuju posko di kediaman warga lainnya, Dimus, di tepi Sungai Prigang.
Keesokan harinya, Minggu pagi, tim menyusuri aliran Sungai Prigang dan menemukan kondisi air sungai masih keruh kecokelatan, tanda kuat adanya pencemaran dari limbah tambang emas ilegal.
Di sepanjang sungai, juga terlihat tumpukan kayu bulat dan kayu olahan, mengindikasikan adanya praktik ilegal logging yang turut merusak ekosistem.
“Air sungai masih sama keruhnya seperti saat kunjungan Bupati Sujiwo. Tidak ada ikan yang tertangkap di pukat warga. Ini jelas-jelas pertanda bahwa kehidupan di sungai sudah rusak,” ujar Bruder Stephanus.
Ia menegaskan bahwa situasi ini sangat memprihatinkan karena mencemari kawasan hutan lindung yang berada di sekitar Makam Juang Mandor, sebuah cagar alam yang dilindungi oleh negara.
Tim FRKP juga mewawancarai sejumlah warga yang tinggal di sepanjang sungai, yang mengeluhkan semakin menurunnya kualitas air dan hilangnya sumber penghidupan mereka.
Setelah mendokumentasikan kondisi tersebut melalui foto dan video, tim kembali ke posko dan akhirnya pulang ke Pontianak untuk menyusun langkah lanjutan.
“Kami tidak bisa diam. Jika tidak ada tindakan tegas dari pemerintah dan aparat penegak hukum, bukan hanya sungai yang mati, tetapi juga hutan cagar alam kita akan musnah. Ini bukan sekadar pelanggaran hukum, ini kejahatan lingkungan,” tegas Bruder Stephanus.
FRKP menekankan pentingnya penindakan nyata terhadap aktivitas PETI dan illegal logging, terutama di wilayah yang masuk dalam kawasan konservasi.
Mereka menyerukan sinergi antara pemerintah daerah, aparat penegak hukum, dan masyarakat untuk segera menyelamatkan ekosistem Sungai Prigang dan hutan Mandor dari kehancuran permanen.
Leave a Reply