LANDAK, RUAI.TV – Fransiskus, seorang warga Dusun Padang Sebantik, Desa Parek, Kecamatan Air Besar, Kabupaten Landak, kembali menorehkan kisah perjuangan nyata dari pedalaman Kalimantan Barat.
Ia dan warga lainnya harus berjalan kaki selama lima jam menembus hutan dan medan terjal untuk membawa seorang ibu hamil ke fasilitas kesehatan.
Perjalanan itu dimulai sejak pukul 08.00 pagi dari kampung menuju Puskesmas Suti Semarang, Kabupaten Bengkayang. Mereka tiba sekitar pukul 10.00. Namun, kondisi ibu hamil yang belum cukup bulan dan minimnya fasilitas medis di Puskesmas memaksa petugas merujuk pasien ke rumah sakit yang lebih lengkap.
Fransiskus tak menyerah. Bersama warga lainnya, ia kembali menggotong tandu ke Kendaik untuk melanjutkan perjalanan melalui jalur sungai. Mereka tiba di Kendaik sekitar pukul 12.45 dan langsung menumpang perahu menuju RS Serukam.

Perjalanan air itu memakan waktu hingga 3-4 jam, sehingga total waktu tempuh dari kampung hingga rumah sakit mencapai sembilan jam.
“Kami mohon doa agar ibu dan bayi selamat,” ujar Fransiskus kepada ruai.tv, Kamis (17/7). Ia mengaku kondisi seperti ini bukan yang pertama kali terjadi. “Sudah sering. Bahkan orang tua saya dulu juga pernah kami tandu seperti ini,” tambahnya.
Minimnya akses jalan dan keterbatasan fasilitas kesehatan di pedalaman membuat masyarakat seperti Fransiskus harus mempertaruhkan segalanya untuk menyelamatkan nyawa. “Saya sudah berkali-kali posting di Facebook dan grup WA, tapi belum ada perubahan,” keluhnya.
Kisah ini mencerminkan kerasnya realitas hidup warga di perbatasan Kabupaten Landak dan Bengkayang. Jalan yang rusak, peralatan medis yang tidak memadai, dan jauhnya fasilitas rumah sakit menjadi tantangan besar bagi warga, terutama saat kondisi darurat seperti persalinan.
Leave a Reply