PONTIANAK, RUAI.TV – Seorang pria paruh baya berinsial CTK di temukan tewas gantung diri di rumahnya di gang nirmala, jalan D.I. Panjaitan, Kecamatan Pontianak Selatan pada Rabu, 5 Februari 2025 pagi.
Korban yang di ketahui bekerja sebagai pedagang kelontong ini pertama kali di temukan oleh tetangganya sekitar pukul 06.30 WIB.
Menurut saksi pertama, Alfie, korban korban sudah dalam keadaan tergantung saat pintu rumah dubuka.
“Selama ini dia sering cerita soal depresi. Mungkin dia meninggal karena bunuh diri. Dia sering mengeluhkan kelangkaan gas elpiji 3 kilogram dan aturan yang melarang pengecer menjual gas subsidi,” ujar Alfie.
Tetangga korban lainnya, Yati, juga mengungkapkan bahwa beberapa waktu terakhir korban sering mengeluhkan sulitnya mendapatkan gas elpiji 3 kilogram dari pangkalan resmi.
“Dia sempat curhat, bilang bingung karena sudah beberapa hari tidak bisa menjual gas. Warungnya memang ada, tapi pemasukan utamanya dari penjualan gas,” kata Yati.
Sementara itu, adik korban, Cin Khui Kiong, yang tinggal serumah, mengatakan bahwa sang kakak masih sempat minum kopi sekitar pukul 05.30 WIB.
Namun, tak lama kemudian ia ditemukan tewas gantung diri. Karena mengalami tunanetra, Cin Khui Kiong awalnya mengira kakaknya hanya sedang berdiri.
Petugas dari Polsek Pontianak Selatan segera datang ke lokasi untuk melakukan identifikasi.
Kapolsek Pontianak Selatan, AKP Jatmiko, membenarkan bahwa korban meninggal gantung diri.Namun, pihak kepolisian belum dapat memastikan apakah penyebabnya benar-benar terkait dengan kesulitan mendapatkan gas elpiji 3 kilogram.
“Jenazah korban telah dibawa ke Bidokkes untuk divisum guna penyelidikan lebih lanjut,” ujar AKP Jatmiko.
Peristiwa ini semakin menyoroti dampak kebijakan distribusi gas elpiji 3 kilogram yang semakin ketat.
Warga berharap pemerintah dapat mencari solusi agar distribusi gas subsidi lebih lancar dan tidak menimbulkan kesulitan bagi masyarakat kecil, terutama para pedagang yang bergantung pada penjualan gas elpiji.
Leave a Reply