Arsip

Warga Ambalau Tolak Lokasi Baru Pembangunan SMKN 1 Ambalau

Potongan surat penolakan warga terhadap pemindahan lokasi pembangunan Unit Sekolah Baru (USB) SMKN 1 Ambalau. (Foto/Ist)
Advertisement

SINTANG, RUAI.TV – Warga Kecamatan Ambalau, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, menyatakan kekecewaan atas pemindahan lokasi pembangunan Unit Sekolah Baru (USB) SMKN 1 Ambalau.

Perubahan titik koordinat tersebut tidak sesuai dengan rekomendasi Bupati Sintang dan usulan masyarakat.

Lokasi baru pembangunan yang berada jauh dari pemukiman, tanpa akses jembatan menyeberang Sungai Melawi, serta di himpit oleh dua makam, membuat warga, komite sekolah, dan orang tua siswa merasa keberatan.

Advertisement

Mereka pun menyampaikan penolakan secara resmi kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat secara tertulis.

Ketua Komite SMKN 1 Ambalau, Yosef Obeng, menjelaskan bahwa pemindahan lokasi pembangunan USB SMKN 1 Ambalau saat ini tidak sesuai dengan proposal awal yang diajukan oleh warga sejak 2017.

“Dalam rekomendasi Bupati Sintang, Jarot Winarno, lokasi sekolah seharusnya berada di Dusun Kemangai 2, Desa Lunjan Tinggang, dengan lahan seluas 5,33 hektare,” ungkap Yosef dalam surat penolakannya.

Namun, kenyataan berkata lain. Pembangunan justru di alihkan ke Dusun Sungai Ombak, yang jaraknya sekitar 2,6 kilometer dari pemukiman warga dan tidak memiliki akses jembatan penyeberangan.

Warga khawatir hal ini akan menyulitkan siswa untuk mengakses sekolah, apalagi area tersebut dihimpit oleh dua makam, yang dianggap kurang layak untuk lingkungan pendidikan.

“Sekolah dibangun di antara dua makam, satu kuburan tua di hulu, dan kuburan tanah di hilir. Lokasinya tidak cocok untuk kegiatan belajar mengajar,” tambah Yosef.

Kekhawatiran juga muncul dari para orang tua murid yang menyatakan akan memindahkan anak-anak mereka ke sekolah lain jika pembangunan tetap di lanjutkan di lokasi yang baru. Saat ini, para siswa SMKN 1 Ambalau masih menumpang di SD setempat untuk belajar.

Masyarakat Ambalau berharap pemerintah daerah segera mempertimbangkan kembali lokasi pembangunan sekolah agar sesuai dengan rekomendasi awal.

Mereka pun mengancam akan menghentikan sementara proses pembangunan hingga ada kejelasan lebih lanjut dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sintang.

Advertisement