SINTANG, RUAI.TV – Timbul tenggelamnya sinyal di Kemangai, Kecamatan Ambalau, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat semakin berdampak luas bagi aktivtas masyarakat setempat.
Paulus Teon satu di antara warga Kemangai pemilik jasa transportasi angkutan jalur air dari Kemangai ke Nanga Pinoh demikian sebaliknya, mengatakan, bahwa layanan sinyal di Kemangai tidak mendapat perhatian serius dari pihak-pihak yang bertanggungjawab.
“Kalau masalah sinyal ini, itulah yang dibahas-bahas kita selama ini, sudah lebih dua bulan yang seperti ini. Pihak penyedia jasa tidak ada terlihat mengatasi masalah ini, itu yang kami rasakan selama ini, bahkan dilihat pun keadaan ini tidak pernah. kalau pagi, jam 8 pagi hilang, kemudian jam 4 (sore) baru timbul sinyal kalau lampu hidup (PLN),” kata Paulus Teon
Paulus Teon mengaku sangat merasakan dampak buruk dari penanganan layanan telekomunikasi dari penyedia jasa yang dianggap mulai tidak maksimal.
“Malam tadi udah dia (penumpang) pernah hubung, paginya karena hilangnya sinyal kita tidak tahu kemana lagi penumpang, akhirnya kita tidak jadi,” pungkasnya.
Sementara itu Kepala Desa Lunjan Tingang Yedius Panji meminta semua pihak yang bertanggungjawab mendiskusikan masalah ini dengan serius.
“Supaya cepat cari solusinya, kami di Kecamatan Ambalau sangat sulit mengenai Sinyal, kami di Kecamatan Ambalau ini sangat jauh dari kota, jadi jangan ada seperti diabaikan begitu. Soalnya, kebutuhan akan kelancaran akses komunikasi itu sudah berkaitan dengan makan minum semua orang jaman sekarang ini,” tegas Panji.
Panji bilang, agar ada pihak yang mempertemukan semua pihak yang berkaitan dengan urusan ini.
“Kita minta ada pertemuan para pihak terkait, agar ditemukan masalah yang terjadi di menara pemancar di Kemangai, jangan hanya kita bergantung dengan PLN saja, kan jelas tower itu ada mesinnya sendiri,” pinta Yedius Panji.
Kepala Desa Nanga Kemangai, Koik, sebelumnya mengaku ketidakpuasannya dan warga atas layanan penyedia jasa telekomunikasi di Kemangai, Kecamatan Ambalau.
“Apapun ya yang namanya layanan yang menyangkut kebutuhan publik kalau dirasa kurang maksimal pastilah ada sebagian masyarakat mempertanyakan atau merasa heran, jadi normallah saya kira kalau ada yang bertanya-tanya dan mengeluhkan,” sambungnya
Koik juga bilang, bahwa pihaknya sudah mencoba berkoordinasi dengan petugas teknis yang ada di area Kemangai.
“Petugas di area Kemangai sebatas petugas teknis saja, soal kebijakan bukan mereka yang memutuskan. Jadi ya, kita berharap ada kebijakan dari pihak perusahaann penyedia jasa,” pungkas mantan Ketua PKK Kecamatan Ambalau itu. (RED)
Leave a Reply