BENGKAYANG, RUAI.TV – Jembatan kayu penghubung Desa Siaga dan Nek Ginap, telah berusia 14 tahun. Kondisinya kini semakin lapuk dan rawan runtuh.
Jembatan kayu yang semakin lapuk ini berada di kawasan Kecamatan Monterado, Kabupaten Bengkayang. Pembangunan jembatan itu terjadi pada 2009 dengan panjang 12 meter.
Sejak saat itu menjadi andalan para pelintas dengan kendaraan roda dua dan roda empat. Kondisi struktur kayu yang menopang badan jembatan saat ini sebagian mulai rendah posisinya.
Baca juga: Plastik Bergerak-gerak di Bawah Jembatan, Ternyata Berisi Bayi
Pantauan ruai.tv pada Maret 2023, badan jempatan sudah tidak simetris lagi. Ada cekungan di beberapa tempat.
Juga banyak tambalan balok kayu dengan ikatan rantai, untuk menutupi lubang. Balok-balok kayu ini membujur di sepanjang tubuh jembatan, agar warga masih bisa melintasinya.
Meski dalam kondisi memprihatinkan, warga tak punya pilihan lain. Jembatan itu masih menjadi andalan untuk lalu lintas antara dua desa.
Baca juga: Timanggong Tak Dapat Insentif Dana Desa, Ini Gantinya
Kepala Desa Siaga, Anton, mengatakan, jembatan ini menjadi akses utama masyarakat di dua desa, yakni Desa Siaga dan Desa Nek Ginap.
Perangkat desa telah berupaya mengajukan permohonan pembangunan kembali jembatan itu ke Pemerintah Kabupaten Bengkayang. Hingga saat ini, dia menyebut, belum ada tanggapan dari pemerintah kabupaten.
“Kami sangat mengharapkan, mudah-mudahan jembatan ini bisa dibangun kembali,” kata Anton.
Baca juga: Desa Mandiri, Motor Trail, dan Target Kades
Warga setempat, Mus Mulyadi, juga menyampaikan harapannya agar pemerintah kabupaten memberikan perhatian pada jembatan ini. Sebab selama ini, warga bersama perangkat desa sudah mencoba mengajukan proposal perbaikan.
“Kami belum tahu kapan perbaikan tereaslisasi. Sementara jembatan ini sangat berfungsi sekali untuk kami,” kata Mus Mulyadi. (RED)
Leave a Reply