Arsip

Harga Sawit Turun, Ini Kata Kepala Dinas di Kalbar

harga sawit - curi buah sawit
Ilustrasi buah kelapa sawit. Foto: ruai.tv
Advertisement

PONTIANAK, RUAI.TV – Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang tiba-tiba anjlok, membuat resah para petani. Berbagai spekulasi pun beredar di berbagai media, mengenai penyebab gejolak ini.

Mengapa harga sawit turun? Ada yang menuding, harga sawit mendadak anjlok akibat salah persepsi terhadap kebijakan nasional. Namun, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalimantan Barat, Muhammad Munsif, meminta para petani untuk tidak cemas.

Baca juga: Bejat! Lebih 50 Kali Lelaki di Putussibau Ini Setubuhi Anak Tiri

Advertisement

Dia menyebut, pabrik kelapa sawit (PKS) yang menurunkan harga TBS secara sepihak, tidak merujuk pada harga dari tim penetapan harga TBS Provinsi yang berlaku penuh dua pekan sejak penetapan. Hal ini ada dalam aturan Permentan Nomor 01 Tahun 2018 dan Pergub Nomor 63 Tahun 2018.

Munsif menjelaskan, jika mengacu kepada harga yang ditetapkan, maka jika ada PKS menurunkan sepihak harga TBS, itu merupakan pelanggaran. Tak tanggung-tanggung, pelanggaran mencakup dua aturan tersebut.

Baca juga: Ibu di Landak Aniaya Anak Kandung Usia 4 Tahun

“Itu katagori pelanggaran terhadap kedua regulasi tersebut. Pemberi izin, yakni bupati bupati atau walikota, sepatutnya memberikan teguran hingga sanksi administrasi sebagaimana ketentuan yang ada,” tegas Munsif, ketika dikonfirmasi ruai.tv, Selasa (26/04/2022).

Harga Sawit

Dia mengatakan, masyarakat harus berpegangan pada statement Presiden Joko Widodo. Pada 22 April 2022 lalu, Presiden Jokowi menyatakan pelarangan ekspor bahan baku minyak goreng. Juga larangan ekspor terhadap produk jadi berupa minyak goreng.

Baca juga: Mau Tambah Penghasilan, Mantan Kades di Sintang Malah Curi Buah Sawit

Namun, ada pihak-pihak yang menyimpulkan pernyataan itu sebagai larangan ekspor minyak mentah sawit atau Crude Palm Oil (CPO).

“Kita pegang saja statemen asli RI 1. Kan tidak sebut melarang CPO,” ujar Munsif.

Dia mengatakan, gejolak harga TBS yang terjadi saat ini, akibat munculnya berbagai persepsi atas kebijakan pemerintah. Karena itu, Munsif menyerukan, agar para petani mandiri, menghimpun diri dalam kelompok tani.

“Membuat kerjasama kemitraan dengan PKS terdekat, agar mendapat perlindungan harga,” kata Munsif. (LIM/RED)

Advertisement