MELAWI, RUAI.TV – Tahun-tahun sebelumnya, Nanga Pinoh di Kabupaten Melawi, melakukan kegiatan “perang kembang api” di Jembatan Nanga Pinoh. Acara ini untuk memeriahkan suasana menyambut hari raya Idul Fitri.
Namun, tahun ini, otoritas setempat melarang adanya kegiatan tersebut. Penegasan ini munul dalam rapat koordinasi lintas sektoral di aula Tri Brata Polres Melawi, Jumat (22/04/2022). Polres Melawi menggelar rapat koordinasi itu bersama Forkopimda serta para tokoh masyarakat dan perwakilan ormas.
Dalam rapat itu, Forkopimda Melawi menegaskan larangan “perang kembang api” di Jembatan Nanga Pinoh tahun ini. Meski tahun-tahun sebelumnya, kegiatan ini telah menjadi kebiasaan warga dalam merayakan Idul fitri.
Baca juga: Di Desa Mamek Kernel Sawit Tercecer, Pemotor Tergelincir
Bupati Melawi, Dadi Sunarya Usfa Yusra yang memimpin rakor mengatakan, Gubernur dan Kapolda Kalbar telah mengingatkan, untuk pelarangan ini.
“Jadi, saya tegaskan tidak ada lagi perang petasan atau kembang api di jembatan. Saya mendukung apabila dilakukan langkah-langkah tegas oleh Bapak Kapolres dan jajarannya apabila masih ada yang mau melakukannya,” tegas Bupati.
Ia pun meminta Satpol PP dan Dishub Melawi untuk menyiapkan personelnya, untuk pengamanan di sekitaran jembatan Nanga Pinoh saat lebaran nanti.
Baca juga: Pintu Perbatasan Dibuka, Perdagangan Orang di Kalbar Diprediksi Marak Lagi
Perang Kembang Api
Kapolres Melawi, AKBP Sigit Eliyanto Nurhajanto, menegaskah, sejumlah upaya telah mereka lalukan untuk mencegah kegiatan terjadi kembali tahun ini. Di antaranya dengan melakukan pendekatan dengan tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh agama.
“Kami harap para tokoh itu menyampaikan kepada warga agar tak ada lagi kegiatan itu (perang kembang api). Karena lebih banyak hal negatifnya. Seperti mengganggu ketertiban lalu lintas di sekitar jembatan,” ujar Kapolres.
Pabung Kodim 1205/Stg Letkol (Arh) Eddy Winarno mengatakan, pihaknya siap melaksanakan pengamanan Idulfitri tahun ini. Termasuk mencegah kegiatan perang kembang api itu.
Baca juga: 4 Remaja Cewek Pontianak Berdamai Setelah Terlibat Pengeroyokan
“Menjadi fokus kita ini untuk kebiasaan masyarakat (perang kembang api) di hari pertama lebaran agar tak terjadi lagi,” katanya.
Penegasan forkopimda Melawi ini pun mendapat tanggapan positif dari para tokoh masyarakat serta perwakilan ormas yang hadir dalam rakat itu. Sejumlah tokoh masyarakat dan ormas sepakat akan membantu mengalihkan kegiatan perang kembang api menjadi lomba sampan hias dan dragon boat.
Ketua Panitia Lomba Sampan Hias, Eet Roskayudi, juga Kepala Desa Baru, Nanga Pinoh, mengatakan, panitia lomba sampan hias sudah mulai bersiap. Pelaksanaan lomba pada hari pertama lebaran sekitar pukul 15.00 WIB.
“Kami harapkan yang hadir hari ini dapat menyampaikan ini kepada keluarga kita agar dapat meramaikan menjadi peserta,” kata Eet.
Baca juga: Pasar Murah Seribu Paket Sembako di Singkawang
Kemudian untuk lomba dragon boat, pelaksanannya juga pada hari pertama lebaran. Ketua Panitia Lomba Dragon Boat, Tain, mengatakan, saat ini para pendaftar sudah sebanyak sebanyak 19 tim.
“Lomba selama selama dua hari, mulai hari pertama lebaran pukul 12.30,” kata Tain.
Lomba sampan hias dan dragon boat mendapat dukungan penyelenggaraan dari Pemda dan TNI-Polri. Panitia berharap, lomba ini mampu mengalihkan kebiasaan “perang kembang api” dan mendorongnya sebagai agenda wisata tahunan. (RED)
Leave a Reply