SEKADAU – Gula Aren atau dalam bahasa daerah Kabupaten Sekadau disebut Gula Botong merupakan produk yang dihasilan oleh pemekatan nira aren (enau) yang secara tradisional melalui pemanasan atau dimasak. Proses pemanasan berlangsung beberapa jam sampai kadar air berkurang hingga 6-5 persen. Dengan mendinginkan ke dalam cetakan lama-lama produk mengeras yang sekarang bisa disebut sebagai gula.
Julheder warga desa Seberang Kapuas, Kecamatan Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat Menjelaskan, cara membuat Gula Aren atau Gula Botong tradisional. Pertama sebelum mengambil air dari pohon aren selama14 hari atau lebih dalam satu bulan dilakukan proses pemukulan dengan irama tertentu sesuai tradisi warga setempat.
Setelah dipukul, kemudian lengan-lengan pohon aren di ayun hingga lentur. Proses ini dilakukan dengan tata cara adat petani aren, yang tidak sembarang dilakukan oleh sembarangan orang karna konon katanya pohon aren tersebut memiliki nilai mistis tersendiri sejak dahulu kala.
Setelah itu bunga atau mayangnya di potong. Dilanjutkan dengan mengelap air yang keluar dari batang sebanyak 3 kali, hal itu untuk melihat apakah air pohon enau atau aren itu banyak atau tidak.
Setelah di potong lengannya, di diamkan minimal selama dua hari dan setelah itu diperiksa sebanyak apa sagu yang dihasilkan. Dalam proses pengambilan air, petani aren akan menyanyikan sebuah lagu yang disebut “bapomang”.
Sedangkan proses pemasangan tangga untuk naik ke atas pohon dilakukan saat mulai mengayun.
Lebih lanjut pria yang mengaku sudah 20 tahun mengolah Gula Aren menjelaskan, wadah yang digunakan saat mengambil air menggunakan bambu, namun bisa juga menggunakan jerigen.
Ada pantangan bagi orang yang mengambil air enau atau aren tersebut yakni tidak boleh berbicara kotor (cabul) dan perempuan yang sedang menstruasi juga tidak boleh ikut serta dalam proses pengolahan air aren ini.
Seorang petani aren juga tidak boleh pelit ketika orang lain meminta hasil sadapannya. Jika pantangan ini dilanggar maka, air enau akan cepat mengering. Usai mengambil air, dilakukan penyaringan, proses penyaringan ini ada dua jenis. Pertama jika sagunya sedikit, maka cukul menggunakan ijuk. Namun jika sagunya banyak maka menggunakan kain.
Proses pemasakan pun dilakukan dalam wadah yang besar dengan menggunakan tungku tanah dan kayu bakar. Selama proses pemasakan adonan gula aren terus diaduk selama 3 sampai 3,5 jam. Sedangkan untuk membantu proses pengerasan gula menggunakan campuran getah kapuk. Setelah dicetak, gula biasanya hanya membutuhkan waktu 30 menit untuk mengeras. Setelah gula aren itu mengeras dalam cetakan, gula aren siap disajikan atau digunakan untuk olahan kue bahkan untuk dijual. (Red).
Leave a Reply