KETAPANG – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat Seksi Konservasi Wilayah (SKW) 1 Ketapang bersama Yayasan IAR Indonesia menyelamatkan dua individu orangutan di Desa Sungai Awan Kiri, Kecamatan Muara Pawan, Kabupaten Ketapang, Senin (16/9).
Kedua orangutan ini terdiri dari jantan yang diberi nama Bara dan betina yang diberi nama Arang, diperkirakan berusia sekitar 20 tahun.
Saat ditemukan kondisi hutan di sekitar orangutan yang sudah habis terbakar, sehingga tim patroli mengevakuasi kedua orangutan ini. kondisi kedua orangutan ini mengalami dehidrasi, bahkan ditemukan juga peluru senapan angin di muka salah satu orangutan ini.
Ketua Yayasan IAR Indonesia, Tantyo Bangun mengatakan bahwa penyelamatan kali ini hanya permulaan.
“Berdasarkan pengalaman kami pada kasus kebakaran hutan pada tahun 2015, efek kebakaran ini akan terasa bahkan sampai 1 tahun pasca kebakaran. Akan banyak sekali orangutan yang kehilangan rumahnya akibat kebakaran ini. Akan memicu gelombang besar penyelamatan orangutan. Pada tahun 2015, Kementerian LHK dan Yayasan IAR Indonesia menyelamatkan lebih dari 40 orangutan. Banyak pihak yang akan kewalahan menghadapi gelombang ini dan kalau hal ini terus terjadi, efeknya akan panjang dan tingkat kerentanan orangutan terhadap kepunahan akan semakin besar,” tuturnya.
Saat ini kedua orangutan ini masih menjalani observasi dan perawatan lebih lanjut di Pusat Penyelamatan dan Rehabilitasi Orangutan IAR Indonesia di Ketapang. Karena kedua orangutan ini merupakan orangutan liar yang sudah menguasai kemampuan hidup di alam bebas dan tidak lagi memerlukan proses rehabilitasi, selanjutnya akan dilepas liatkan di tempat yang lebih aman setelah lolos pemeriksaan kesehatan oleh tim medis IAR Indonesia.
Pelepas liaran direncanakan dilakukan di Taman Nasional Gunung Palung (TANAGUPA), berdasarkan hasil survey, tingkat keanekaragaman pakan orangutan di dalam kasawan Gunung Palung cukup tinggi dan status kawasannya sebagai Taman Nasional akan lebih menjamin kesalamatan orangutan dan keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya. Menanggapi hal ini, Kepala Balai TANAGUPA, M. Ari Wibawanto mengatakan,
“Merespon pengaduan adanya 7 individu Orangutan yang terdampak kebakaran hutan dan lahan di landskap Sungai Putri- Gunung Palung, Balai TANAGUPA telah menyiapkan beberapa tempat untuk lokasi translokasi. Ada 3 lokasi di kawasan TANAGUPA yang dapat menjadi lokasi translokasi yaitu Batu Barat, Riam Bikinjil dan Daun Sandar. Sesuai dengan SOP yang ada. Kami menghimbau kepada seluruh masyarakat apabila ditemukan adanya informasi konflik orangutan yang disebabkan oleh kebakaran hutan dan lahan agar dapat menghubungi Call Center Balai TANAGUPA di Nomor 082253034343 atau Call Center BKSDA Kalimantan Barat di Nomor 08117576767 atau Call Center Yayasan IAR Indonesia di Nomor 08115777173,” imbaunya.
Karmele Llano Sanchez, Direktur IAR Indonesia menambahkan “Ini sudah waktunya kita mengatasi masalah kebakaran, yang bukan hanya mengancam manusia dengan meyimbulkan penyakit dan mengganggu aktivitas anak-anak yang tidak bisa bersekolah karena bahaya dari asapnya, tetapi juga kebakaran hutan dan lahan ini menjadi ancaman orangutan paling utama di Kalimantan Barat. Jika kita tidak ada upaya untuk mengatasi permasalahan ini, maka populasi orangutan akan semakin terancam,” ujar Karmele.
“Sudah hampir dua bulan ini tim kami bekerja keras 24 jam tanpa istirahat untuk mengamankan tempat rehabilitasi dari kebakaran, tetapi pekerjaan untuk menyelamatkan semua orangutan yang terancam akibat kebakaran baru saja mulai. Dengan kerjasama tim dari TANAGUPA, BKSDA Kalbar dan Yayasan IAR Indonesia kondisi lebih buruk kedua orangutan ini dapat dihindari,” tutupnya. (Red)
Leave a Reply