Arsip

Cornelis Tidak Ingin Ada Ideologi Lain Selain Pancasila

Advertisement

LANDAK – Dalam rangka menjaga keutuhan negara kesatuan republik Indonesia (NKRI), Pemerintah kabupaten Landak bekerjasama dengan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) menggelar sosialisasi 4 pilar kebangsaan yang meliputi ideologi pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhineka Tunggal Ika yang digelar di aula utama kantor Bupati Landak, Jumat (29/11/2019).

Acara Sosialisasi empat pilar ini dibuka langsung oleh Bupati Landak dr.Karolin Margret Natasa dengan menghadirkan narasumber anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Drs.Cornelis,MH yang juga merupakan anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dapil Kalimantan Barat, dan dihadiri oleh anggota Forkopimda kabupaten Landak, Sekda Landak, Staf Ahli Bupati Landak, para asisten Sekda Landak, Kepala OPD, para ASN, pelajar dan mahasiswa,serta tokoh agama, tokoh adat, maupun tokoh masyarakat di kabupaten Landak.

Advertisement

Dalam sambutannya Bupati Landak dr. Karolin Margret Natasa menyampaikan sangat mengapresiasi dilaksanakannya sosialisasi empat pilar kebangsaan ini. Menurutnya hal ini perlu dilakukan agar masyarakat khusunya di kabupaten Landak semakin memahami semua pilar kebangsaan yang dianut.

“Pemerintah daerah mengapresiasi dan menyambut baik kegiatan sosialisasi empat pilar kebangsaan ini karena sangat penting untuk dipahami dan dimengerti secara benar oleh seluruh warga Negara Republik Indonesia,” ujar Karolin.

Lebih lanjut Bupati Landak mengatakan pentingnya situasi yang kondusif untuk membangun suatu bangsa, oleh karena itu melalui sosialisasi pilar-pilar kebangsaan ini merupakan dasar menciptakan situasi yang kondusif tersebut.

“Dengan kegiatan sosialisasi ini kita diingatkan kembali bahwa untuk membangun kabupaten Landak dan membangun Indonesia ini modal dasarnya adalah situasi yang kondusif, untuk bisa aman kita harus bisa memahami prinsip-prinsip kebangsaan, dasar-dasar kita berbangsa dan bernegara,” jelas Karolin.

Karolin berharap setelah dilakukan sosialisasi ini semua peserta yang hadir dapat memahami pentingnya pilar-pilar kebangsaan dan dapat mengamalkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Ideologi kita harus dijaga dan dipelihara, semoga kita bisa mengamalkan dan menjalankan apa yang menjadi dasar Negara kita untuk kemajuan kabupaten Landak dan Indonesai yang kita cintai,” harap Karolin.

Sementara itu anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Drs.Cornelis, MH yang merupakan narasumber utama dalam sosialisasi ini menyampaikan pentingnya sosialisasi ini dilaksanakan agar masyarakat memahami pentingnya keempat pilar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Mandat ini dari MPR RI, yang akan kita sosialisasikan kepada masyarakat mengenai ideologi yaitu memasyarakatkan ketetapan MPR, Memasyarakatkan pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan bhineka tunggal ika,” papar Cornelis.

Cornelis tidak ingin ada ideologi lain selain pancasila di negara Indonesia ini. Dirinya bahkan mengungkapkan saat ini para penyelenggra Negara sudah ada yang terkontaminasi ideologi lain diluar pancasila.

“Jangan ada lagi ideologi-ideologi lain, yang sudah ada yaitu pancasila, wakil ketua MPR mengatakan ada19 persen itu terkontaminasi ideologi radikal, berdasarkan pernyataan menteri pertahanan keamanan bahwa TNI-Polri terkontaminasi tiga persen, Kalau penyelenggara negara birokrasi sipil dan militer sudah terkontaminasi ideologi lain, Negara ini mau dibawa kemana?,” pungkas Cornelis.

Untuk itu MPR bersama dengan pemerintah berupaya untuk mensosialisasikan bahwa ideologi pancasila itu sangat penting bagi sebuah Negara. Dalam kesempatan Cornelis juga berharap adanya masukan dari peserta selaku masyarakat mengenai pilar-pilar Negara yang telah dianut.

Kami perlu mendengar sikap atau pernyataan para peserta tentang pilar-pilar Negara ini, selain itu kami juga memerlukan masukan dan saran dari para peserta ini supaya pancasila betul-betul bisa membumi dan betul-betul dipahami,” harap Cornelis. (Humas/Red).

Advertisement