Arsip

Ekonomi Syariah Berikan Kesejahteraan Masyarakat

Advertisement

PONTIANAK – Wakil Gubernur Kalbar Ria Norsan mengatakan ekonomi syariah merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajarí masalah-masalah ekonomi rakyat yang didasarkan oleh nilai-nilai Islam.

Ekonomi syariah atau sistem ekonomi koperaai berbeda dari kapitalisme, sosialisme maupun negara (Welfare state). Berbeda dari sistem kapitalisme, sistem Ekonomi Islam menentang eksploitasi oleh pemilik modal terhadap buruh yang miskin dan melarang penumpukan kekayaan.

“Ekonomi dalam berdasarkan islam nerupakan tuntutan kehidupan sekaligus

Advertisement

pertimbangan yang memiliki dimensi ibadah yang teraplikasi etika dan moral syariah islam. Ekonomi dalam islam harus mampu memberikan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat, memberikan rasa adil,

kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelaku usaha. Ekonomi Syariah menekankan empat sifat, diantaranya, Kesatuan, keseimbangan, Kebebasan dan Tanggung jawab,” kata Ria Norsan, Minggu (21/4), saat acara memperingati Hari Lahir Ekonomi Islam III dalam Perlombaan Esai Nasional di Aula Prof Syamsudin Djamat, SE, M.Sc di FEB Untan.

Dikatakanmya, ekonomi Islam mempunyai tujuan untuk memberikan keselarasan bagi kehidupan didunia. Nilai islam buka semata-mata hanya untuk kehidupan muslim saja, tetapi seluruh mahluk hidup di muka bumi. Esensi proses Ekonomi Islam adalah pemenuhan kebutuhan manusia yang berlandaskan nilai-nilai islam guna mencapai tujuan agama (falah).

“Ekonomi Islam menjadi rahmat bagi seluruh alam yang tidak terbatas oleh ekonomi, sosial, budaya dan politik dari bangsa,” jelasnya.

Indonesia sebagai Negara Islam terbesar di dunia juga telah melaksanakan perekonomian syariah. Pemerintah Indonesia sejak 2015 telah mengembangkan Ekonomi Syariah dan tidak sia-sia saat ini. Indonesia merupakan Negara Nomor Satu dalam Perbankan Syariah dan Nomor Satu dalam Usaha Halal.

Hal ini merupakan suatu motivasi agar kita bisa mengembangkan perekonomian syariah yang merupakan salah satu altermatif dari perekonomian Kapital yang dilaksanakan oleh negara-negara seluruh dunia.

“Perekonomian syariah ini jugalah yang membuat lima tahun ini negara Indonesia masuk dalam salah satu Negara perekonomian tererkuat di dunia dan Asia,” ujarnya.

Dijelaskannya, Pemerintah telah berkomitmen dengan Kebijakan Ekonomi syariah. Komitmen Pemerintah ini diwujudkan dengan dibentuknya Komite Nasional Keuangan Syariah yang diatur dalam Perataturan Presiden Nomor 91 Tahun 2016, dan telah diwujudkan dalam Road Map Kobijakan Ekonomi Syaria.

Pemerintah Indonesia memandang

bahwa pengembangan ekonomi keuangan syariah dibutuhkan untuk memperkuat struktur ekonomi dan pasar keuangan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Hal ini dilandaskan pada potensi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah yang culup menjanjikan.

“Oleh sebab itu, hal ini merupakan kesempatan yang terbaik bagi para Kaum muda dalam mengembangkan jiwa kewirausahawan dengan berlandaskan ekonomi syariah,” jelasnya.

Saat ini dunia telah memasuki Revolusi Industri 4.0, dunia teknologi dan informatika tanpa batas, yang perubahannya per sekian detik. Selanjutnya, untuk merespons perubahan pada era Industri 4.0, pemerintah telah bersiap dengan merancang peta jalan (road map) berjudul Making Indonesia 4.0. sebagai strategi Indonesia memasuki era digital saat ini.

Making Indonesia 4.0 saat ini menetapkan arah yang jelas bagi masa depan industri Nasional. Negara berketetapan untuk fokus pada pongembangan lima soktor manufaktur yang akan menjadi porcontohan, serta menjalankan 10 inisiatif nasional untuk memperkuat struktur perindustrian Indonesia, termasuk inisiatif untuk memperkuat struktur perindustrian Indonesia termasuk inisiatif mempersiapkan tenaga kerja yang andal serta keterampilan khusus untuk ponguasaan teknologi terkini.

Presiden Jako Widodo juga mongungkapkan bahwa pemerintah telah mengelompokkan lima industri utama yang disiapkan untuk Revolusi Industri 4.0. Lima industrl yang jadi fokus implementasi Industri 4.0 di Indonesia yaitu industri makanan dan minum, tekstil, otomotif, elektornik dan kimia.

“Kelima industri tersebut ditetapkan menjadi tulang punggung guna meningkanka daya saing. Lima sektor ini menjadi penyumbang penciptaan lapangan kerja lebih banyak serta investasi baru berbasis teknologi,” katanya lagi. (Red).

Advertisement