SINTANG – Warga di 3 (tiga) dusun, yakni Dusun Merkak, Dusun Air Nyuruk dan Dusun Kendu, desa Nanga Merkak, Kecamatan Ketungau Hilir, Kabupaten Sintang dihebohkan dengan banyaknya ikan mati yang mengapung di sungai.
Atas kejadian matinya ikan- ikan di sungai tersebut, masyarakat di 3 (tiga) dusun merasa khawatir untuk mengunakan air sungai yang menjadi kebutuhan sehari- harinya.
Masyarakat merasa dirugikan, karena air yang biasa digunakan, kini masyarakat tidak berani mengunakannya. Rencananya masyarakat akan menyurati pihak perusahaan, meminta pertanggung jawabannya secara adat, karena matinya ikan di sungai tersebut diduga tercemar limbah perusahaan yang ada di perhuluan sungai.
Atas peristiwa tersebut masyarakat setempat melaporkan kasus itu ke LSM Nusantara Coruption Watch (NCW) Investigator Kalimantan Barat.
Ketua LSM NCW Investigator Kalbar Ibrahim MYH, yang mendapat laporan dari masyarakat mengatakan (3/8/2018), Jika tidak ada aktivitas apapun disekitar sungai, logikanya” tidak mungkin ikan-ikan itu pada mati. NCW Kalbar menuding, Matinya ribuan ekor ikan disungai diduga akibat pencemaran limbah pabrik sawit milik PT.Perdana Sawit Paltation (PT.PSP), Untuk itu NCW Investigator Meminta agar Polres Sintang dan Dinas Lingkungan Hidup agar segera melakukan penyelidikan dan uji Lab atas permasalahan pencemaran lingkungan yang menyebabkan ribuan ekor ikan mati mengapung di sungai Melawi Sintang.” Aktivitas apapun yang ada disekitar sungai itu jelas telah mencemari dan meracuni ikan-ikan tesebut, memusnahkan ciptaan Tuhan,“ Ungkapnya
Selain Pihak Polres Sintang, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalbar dan Kabupaten Sintang harus segera turun lapangan, mengecek langsung penyebab dari matinya ikan tesebut, jagan dibiarkan berlarut- larut, karena sungai tersebut di manfaatkan warga untuk kebutuhan sehari- harinya, kalau ada apa- apa dengan masyarakat siapa yang bertanggung jawab,” Tegas Ibrahim. (Red)
