Arsip

Film “Buah Masa Depan” karya anak Sekadau tampil dalam diskusi literasi Sastrawan

Advertisement

Di Warkop Yudisial Kopi, Jalan Irian, Kota Pontianak, berlangsung diskusi literasi yang diinisiasi dan dimederatori oleh sastrawan Kalbar, Pay Jarot Sujarwo. Diskusi Literasi Berlangsung minggu malam, 29 April 2018.
Diskusi literasi ini menghadirkan penggiat literasi dari Kabupaten Sekadau, yakni Amrin Zuraidi Rawansyah (Cerpenis, Penulis Skenario) dan Ichan Choeploex (Filmaker).

Foto: Syuting film “Buah Masa Depan”

Sebelum diskusi dilangsungkan, terlebih dahulu diadakan pemutaran Film Pendek, berdurasi 23 Menit, berjudul “Buah Masa Depan”. Film Buah Masa Depan ini mengisahkan kehidupan sehari-hari anak-anak dan masyarakat perhuluan sungai Sekadau. Dimana Film ini diproduksi oleh Offatehlom, Skenario ditulis oleh Amrin Zuraidi Rawansyah dan disutradarai oleh Ichan Choeploex, yang di produksi selama 3 Hari 2 malam dan di perankan oleh 10 orang pemain, terdiri dari 2 orang pemeran pertama dan pameran pendukung sebanyak 6 orang serta di bantu oleh pameran ekstras warga setempat. Para pemain filmnya adalah pelajar SMPN 4 Nanga Mahap, Desa Landau Apin, Kecamatan Nanga Mahap, Kabupaten Sekadau.
Diskusi literasi dihadiri banyak kalangan, mulai dari anak-anak muda, kaum akademis, seniman hingga para aktivis sosial Kalimantan Barat. Secara umum, dalam diskusi literasi ini terkait tanggapan audiens untuk mendukung karya-karya daerah yang berani jujur mengangkat kearifan lokal. Selain itu, banyak juga yang memberikan kritik membangun demi kemajuan seni budaya, film dan literasi Kalimantan Barat.

Foto: Suasana diskusi & pemutaran film

“Kita membuktikan bahwa dari daerah juga kita bisa berkarya,” Demikian tuturan Ichan Choeploex selaku Sutradara sekaligus produser film Buah Masa Depan.
Sementara itu, Menurut Amrin Zuraidi Rawansyah: “Pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa sedang dan selalu terjadi krisis dalam Transformasi Nilai-Nilai dari generasi tua ke generasi muda. Diperlukan kearifan semua pihak agar Krisis Transformasi Nilai-Nilai tidak menimbulkan konflik.”
Berkenaan dengan literasi, simpulan Diskusi adalah bahwa hendaknya Literasi bukanlah sekadar sebagai objek maupun tren semata hendaklah semua kalangan masyarakat menumbuhkan kesadaran bahwa “Literasi Adalah Kebutuhan Mendasar Manusia”.

Advertisement

Reporter : Tarjan Sofian
Gambar : Diskusi Literasi Sesama Pengiat Seni Di Kalimantan Barat Minggu Malam, (29/4)

Advertisement