Arsip

Jelang Magrib, Kabut Asap Semakin Tebal di Kota Sampit Kal-Teng

Advertisement
Kabut Asap di Kota Sampit Kal-Teng Pk.16.45 WIB (9/10). Foto by: Simpun Sampurna.

Sampit, Kalimantan Tengah (9/10/12).

Kabut Asap-Berdasarkan Pantauan dari lantai empat Hotel IDOLA Sampit, kabut asap dari pagi sampai Pk.16.20 WIB normal. Namun Pk.16.31 WIB (9/10) Kabut asap semakin tebal.
“Kalau kabutnya sudah kuat putih seperti ini, biasanya jarak pandang hanya 1000 meter. Inikan sisi Kota Sampit sudah ndak kelihatan, coba lihat tu Nak” Kata Haji Muhammad Ali (Damang Sampit) yang juga sedang mengikuti Pelatihan Jurnalisme Warga di Sampit.

Kabut asap di Kota Sampit mulai mengkhawatirkan sejak awal September 2012. Ali Muhammad (62) menambahkan “penyebabnya kebakaran lahan masyarakat disini, di bagian selatan Sampit. ini disebabkan keteledoran masyarakat yang biasanya membuang puntung rokok dan membakar lahan garapan yang tidak mereka awasi seperti petani asli di Kal-Teng yang mengedepankan kearifan Masyrakat Adat”.

Advertisement

“Ni nak, kamu ngomong langsung dengan orang lapangan yang tau banyak kejadian kebakarannya”, tambah Damang, sambil menyodorkan ponselnya.

Via ponsel, Pk.16.55 WIB (9/10) Sugianto (Kaur Desa Bepanggang Raya, Kec. Mentawak Baruk Ketapang, Kab.Kotawaringin Timur, Kal-teng) mengatakan”sekarang saya di lapangan pak sedang terjadi kebakaran di kebun karet dan sawit milik rakyat. apinya berasal dari kebun orang yang membakar lahannya pak”. tuturnya.

“Kamis dulu pak ada dua pekebun yang bakar lahan mereka, mereka itu bukan petani asal sampit pak. mereka tidak tau kearifan lokal kami disini. Kemarin sudah kami tahan mereka sebentar dan suruh mereka padamkan apinya, mereka memang berusaha padamkan api, tapikan sudah terlambat pak”. Kata Sugianto, sambil mengakhiri pembicaraannya.

Sementara itu Ali Muhammad mengatakan kabut asap di Sampit dan Kal-Teng umumnya menjadi kekhawatiran semua masyarakat. “Banyak bahayanya nak. nah coba lihat kalau sudah jam lima ini, ini paling 600 meter jarak pandang ini”. sebari mengakhiri wawancara.

Penulis : Alim

 

 

Advertisement